Chapter 40 : Titik Awal Permulaan

104 34 6
                                    

Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.

Alur cerita murni dari pemilik akun

Rate : T 17+

Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.

***

"Satu hal kecil yang kita lakukan bisa memberikan dampak besar dikemudian hari."

***

"Semua bermula dari keinginan Taufan untuk bisa benar-benar hidup, bukan hanya sebatas kekuatan..."

"Salah!" Manik coklatnya menutup sesaat dengan kata terakhir yang dia ucapkan.

"Semua bermula dari seorang anak yang sudah mengetahui realita bahwa sebuah kekuatan datang dengan tanggung jawab, dan dia menyadari tidak bisa lagi menjalaninya."

Pemuda di sebelahnya hanya mampu bungkam dalam suasana ruang hampa tanpa batas waktu, membiarkan keduanya menjadi teman di tengah kesunyian.

"Pada akhirnya keputusanku membawa sakit berulang pada takdir yang ada, dan saat aku ingin memperbaikinya, aku tidak punya lagi kesempatan untuk ada di sana."

Halilintar Voltera tak memahami ini, sejak pertama kali dia mengetahui bahwa tubuhnya diambil alih oleh kekuatannya sendiri, jiwanya tertahan di dimensi antah berantah dalam kesepian dan kesunyian, hanya saja setelah berapa lama dia bisa mengakses kesadaran tubuhnya kembali justru dia ditempatkan pada dimensi lain dimana dirinya bertemu dengan remaja yang sibuk mengoceh berbagai hal.

"Bagaimana kau bisa ada di sini? Dan siapa kau?" keluh sang kapten yang akhirnya berbicara setelah mendengarkan ucapan pemilik manik coklat selama 20 menit.

Ada tawa kecil keluar dari sosok yang lebih muda darinya, Halilintar bisa melihat saat remaja itu membetulkan topinya beberapa helai rambut putih menjuntai keluar.

"Panggil saja Boboiboy, salam kenal Halilintar," ucap Boboiboy pelan.

Boboiboy, rasanya sang kapten sering mendengar nama itu dari pemikiran Halilintar, maksudnya kekuatan petir itu sendiri.

"Kau ... Pemilik kekuatan petir juga?" tanya Halilintar tak mengerti situasi yang terjadi.

Boboiboy terdiam sesaat mendengarnya, hingga pandanganya menurun menghela napas sesaat. "Aku pemilik tujuh kekuatan elemental."

Mata sang kapten sontak membulat tak percaya, sosok yang bahkan lebih muda darinya menjadi pemilik tujuh kekuatan elemental.

"Gila! Satu saja sudah merepotkan bagaimana mungkin kau jadi pemilik tujuh elemental!" keluh Halilintar spontan.

Boboiboy tertawa pelan mendengar itu, rasanya kalau dipikir sekarang memang gila, bagaimana mungkin kekuatan sebesar itu diberikan pada seseorang yang bahkan belum mengerti arti dari kekuatan, hanya berpikir bahwa menjadi pahlawan adalah hal yang menyenangkan, dan keren.

"Lupakan itu, kenapa kau bisa ada di sini?" Halilintar tak mau memikirkan soal kekuatan, lagipula satu-satunya hal yang dia pusingkan sekarang adalah kekuatanya sendiri akhirnya membocorkan rahasia pribadinya.

Entah apa yang akan Kira'na lakukan pada tubuhnya nanti, mungkin hukuman mati adalah satu hal yang sang kapten pikirkan, semua terlalu merepotkan untuk dihadapi, lagipula sejak awal Halilintar memang berniat untuk mati.

Dua Batas Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang