Chapter 19 : Baraju

270 50 16
                                    

Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.

Alur cerita murni dari pemilik akun

Rate : T 17+

Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.

***

"Sadar diri itu bagus, tapi merendahkan diri itu buruk."

***

"Hari ini ada jadwal keberangkatan ke planet Baraju, apa aku, dan Gempa cukup menjadi anggotamu nanti?" tanya Solar.

Halilintar terdiam sejenak, dia melihat pada data di planet Baraju soal perdebatan terakhir kali mereka berdiskusi.

"Aku ingin Ice, dan Blaze yang ikut bersamaku ke planet Baraju," balas Halilintar.

"Apa Kapten yakin? Bukankah waktu itu Kapten tidak setuju soal Blaze, dan Ice?" tanya Gempa.

"Itu kalau mereka hanya pergi berdua, aku ada bersama mereka nanti, lagipula kalian memiliki tugas lain bukan? Jangan menunda tugas itu, kalau anggota lain bisa menyelesaikannya," putus Halilintar.

Solar, dan Gempa saling berpandangan sejenak hingga akhirnya keduanya menyetujuinya.

"Kalau begitu aku bisa mengurus pemasokan peralatan kapal sekarang," balas Gempa.

"Aku juga bisa melanjutkan pelatihan mengemudi kapal,  sambung Solar.

"Bagus, beritahu keduanya untuk bersiap," balas Halilintar.

"Oh ya, soal misi di planet Oroq, daripada menunda sampai Kapten kembali, bagaimana kalau kami saja yang pergi? Maksudnya empat orang cukup untuk mengatasi masalah yang ada di sana?" tanya Solar.

"Kalau kalian sanggup aku izinkan, laporkan semua yang terjadi di sana padaku," setuju Halilintar.

"Aku akan mengabari ketua kaum Roqu, menurut jadwal kita bisa pergi besok, atau lusa," balas Gempa.

Suara pintu terbuka menampilkan pemilik kuasa tanaman itu, datang dengan membawa beberapa tumpukan kertas.

"Aku tidak tahu menemui para petinggi Tapops untuk meminta tanda tangan akan melelahkan seperti ini," keluh Thorn.

"Kerja bagus, terima kasih, Thorn," balas Gempa melihat kertas-kertas berisi tulisan alien itu.

"Oh ya bagaimana keadaan Beliung? Kau sempat menemuinya kan?" tanya Solar.

Thorn duduk sejenak di kursi terdekat mereggangkan tangannya.

"Demam tinggi, mereka bilang demamnya baru akan turun besok, kesadaranya cukup buruk, tapi tidak terlalu berisiko," lapor Thorn.

"Ada apa dengannya? Kita tidak melakukan misi berat hingga dia sakit? Kapten, kau yang membawanya ke ruang kesehatan kan?" tunjuk Solar.

Halilintar menghela napas sejenak. "Kondisinya memang buruk bahkan sebelum datang ke Tapops, dia hanya perlu beradaptasi dengan lingkungan baru," balasnya.

Ketiganya tidak membantah, cukup masuk akal seseorang sakit ketika mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru, pastinya senyaman apapun lingkungan baru, perlu penyesuaian diri untuk terbiasa.

Dua Batas Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang