Chapter 10 : BS

319 61 8
                                    

Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.

Alur cerita murni dari pemilik akun

Rate : T 17+

Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.

***

"Bukankah kau yang memasangkan status kakak padaku? Jadi jangan salahkan aku, jika aku benar-benar bertindak sebagai seorang kakak padamu."

***

Ice menatap bingung pada layar monitor yang menampilkan badai pasir yang menutupi kamera, dia tidak bisa memberikan informasi kalau begini jadinya.

"Bagaimana ini," batinnya.

"Ice, aku tidak tahu bisa bertahan, atau tidak." Sementara itu Blaze sedang berusaha menjaga kapal angkasa tetap stabil ditengah badai pasir.

"Bertahan dulu, aku perlu memikirkan rencana lain," balas Ice.

Keduanya tersentak begitu mesin yang ada di sudut kapal mengeluarkan cahaya, hingga lama kelamaan cahaya itu memudar memunculkan dua orang yang baru tiba.

Ice bersyukur karena itu, dia melepas alat komunikasinya.

"Kenapa lama? Situsinya sedang buruk," keluhnya.

Solar mengangkat bahunya. "Salahkan komandan yang menahanku," balasnya.

"Aku yakin bukan karena itu kau lama sampai," curiga Ice.

"Oh ya, aku juga menjemput anggota baru kita." Solar menujuk pada remaja yang sejak tadi menatap pada area sekitar, dia baru tiba, dan langsung dibawa ke sini.

"Dia-"

"Gawat! Gawat! Mereka melancarkan serangan di tengah badai pasir! Tanamanku tidak akan sanggup bertahan!" Suara Thorn terdengar dari monitor.

"Aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk berkenalan, apa kau tidak keberatan langsung bertugas di hari pertama?" tanya Solar pada remaja itu.

"Itu akan menjadi suatu kehormatan bagiku dalam tim ini," balasnya.

"Bagus, kembali ke posisi. Ice kau ambil alih kemudi, Blaze, kau terjun ke bawah bersamanya," jelas Solar memasangkan alat komunikasi ke telinganya.

"Solar melapor untuk bertugas."

Terdengar suara Halilintar yang terkejut. "Kapan kau ... "

"Kita bicarakan itu nanti saja Kapten, izin mengambil alih laporan, dan izin menurunkan dua anggota bantuan," balas Solar percaya diri.

"Diizinkan."

Mendapatkan izin dari sang kapten, Solar mulai menjalankan rencananya. "Buka pintu kapal, Ice."

Pintu kapal terbuka, Blaze menatap rekan barunya. "Mari bekerja sama," ucap Blaze.

Manik shappire itu tersenyum. "Aku harap kau bisa mengimbangi kekuatanku."

Blaze merasa tertantang di awal kehadiran rekan barunya. "Tentu saja."

Keduanya terjun diantara badai pasir yang mengganas. Solar memperhatikan layar monitor yang jelas-jelas terhalang pasir, namun ingatlah bahwa dia adalah seorang Solar.

Dua Batas Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang