Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.
Alur cerita murni dari pemilik akun
Rate : T 17+
Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.
Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.
***
"Diamnya itu tanda sayang, marahnya itu tanda sayang, karena itu cinta terkadang sulit dimengerti."
***
"Kau yakin bisa melakukan misi sekarang? Aku rasa tiga orang saja sudah cukup, jangan memaksakan diri," saran Gempa.
Beliung ada di sebelahnya sedang membereskan dokumen yang berantakan, manik shappire itu berusaha tersenyum.
"Aku baik-baik saja, demamku juga sudah turun tadi pagi, lagipula apa pandangan
kapten kalau anak buah barunya mudah sakit di awal masuknya," balas Beliung."Aku rasa kapten yang sekarang akan mengerti," ucap Gempa ikut membantu Beliung.
Beliung terdiam sejenak, tangannya ragu-ragu memegang lehernya sendiri.
"Apa kapten membicarakan sesuatu tentangku saat aku tidak sadarkan diri?" tanyanya.
"Ya, dia hanya bilang kau demam karena berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, oh ya, kalau kau kesulitan menyesuaikan diri, jangan ragu untuk meminta bantuan padaku," tunjuk Gempa pada dirinya sendiri.
"Tentu, tapi hanya itu saja? Dia tidak berbicara hal lain?" tanya Beliung.
"Tidak, dia langsung pergi ke Baraju begitu Blaze, dan Ice siap, dia sibuk sekali," kekeh Gempa.
Beliung menyipitkan matanya, Halilintar itu pura-pura lupa, atau apa? Pastinya sang kapten merencanakan sesuatu setelah mengetahui kebenaran soal Taufan yang dia sendiri bicarakan.
"Gempa, kau mengenalku kan?" tanya Beliung.
"Tentu saja, kau anggota baru kita, maksudnya bagaimana?" tanya Gempa tidak paham.
"Kau tahu namaku kan ... Nama kecilku?" tanya Beliung.
"Emm Beliung? Liung? Aku tidak mengerti," panik Gempa.
Beliung yang melihat kebingungan Gempa tersenyum kecil, jadi rumor soal 'masa sakit Gempa' itu benar ya.
"Lupakan, itu tidak penting. Solar sudah menunggu, sebaiknya kita bergegas," ajak Beliung.
Gempa mengangguk, sejujurnya Beliung ingin menemui Halilintar, tapi sepertinya mereka tidak akan bertemu dalam dua hari ke depan.
===
Halilintar mengamati monumen yang telah hancur di daerah puak Bara, cuaca yang panas membuatnya lebih nyaman mengenakan baju semi formal yang baru datang beberapa hari lalu.
"Sungguh tega puak Salju menghancurkan monumen berharga kami, padahal ini monumen penghormatan kami pada panglima Pyarapi," ucap salah satu tentara puak Bara.
"Apa kau yakin puak Salju yang menghancurkan monumen ini, ada saksi mata?" tanya Halilintar.
"Tentu, satu tentara puak Bara, dan salah satu pengunjung asing melihatnya, bukan kah ini indikasi mereka mengajak perang?" kesal sang tentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batas Sisi
ActionBukan Taufan, tapi Halilintar. Semua bermula dari takdir yang terus ditentang oleh dirinya, mau bagaimana pun dia berusaha mendapatkan akhir yang bahagia. Pada akhirnya skenario hidupnya akan berjalan sesuai yang ditulis oleh semesta. Sekalipun bena...