Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.
Alur cerita murni dari pemilik akun
Rate : T 17+
Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.
Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.
***
"Semuanya sakit dengan luka masing-masing."
***
"Aku tumbuh di lingkungan yang cukup buruk, ibuku pergi dengan pria lain, ayahku hanya bisa melampiaskan amarahnya padaku, tetanggaku mencapku sebagai anak yang kehilangan rumah, teman-temanku hanya bisa menindasku, aku sangat takut ..."
"Apalagi awal mula munculnya kekuatan cahaya, aku pikir, aku terlahir aneh, aku mencoba membicarakan ini dengan ayah tapi dia malah mengatakan aku gila, dan mengurungku di basement, sejak saat itu aku bungkam soal kekuatan ini."
Solar melepaskan kacamatanya, dia mengusap wajahnya.
"Hingga suatu malam Halilintar datang menemuiku tanpa angin, tanpa hujan, menjelaskan soal pelatihan yang aku tidak mengerti apa itu, tapi dia mengerti soal kekuatanku. Saat itu aku langsung mengiyakan, karena yang ada dipikiranku saat itu adalah, ini kesempatanku untuk kabur."
"Aku langsung memintanya menunggu, malam itu juga aku kabur dari rumah tanpa pamit pada ayah, dan hingga sekarang aku tak pernah kembali ke bumi, bahkan aku takut untuk pulang ke rumah."
Thorn menjadi pendengar yang setia, dia menatap Solar yang menunduk dalam.
"Makanya di sini aku berusaha melakukan yang terbaik, tidak ingin ada celah yang membuat Kapten berpikir untuk mengembalikanku ke bumi, aku takut bahkan untuk sekedar membayangkannya," lirihnya.
Thorn menepuk-nepuk pundak Solar, dia juga menyandarkan punggungnya ke dinding.
"Harusnya aku lebih bersyukur kalau begitu, di Rimbara aku hanya mendapat cibiran soal tidak terlalu pandai mengatur kekuatan, masih ada Tuan Guru Gaharum yang mau menemaniku, orang tuaku yang masih satu ras dengan Gogobugi tewas karena pertempuran, makanya terkadang penduduk Rimbara menaruh ekspetasi padaku."
Sekarang Thorn mengerti, sangat mengerti kenapa bumi tidak pernah menjadi tempat bagi Solar untuk pulang, karena semua itu hanya membawa luka.
"Huh ..." Solar menghela napas sejenak.
Dia tidak mau membandingkan masa lalu siapa yang paling menyakitkan, tidak perlu menujuk mana yang lebih sakit, semua sakit dengan luka masing-masing.
"Tumbukan tanah!"
Keduanya tersentak mendapati cahaya di atas mereka, bebatuan kecil berjatuhan dari atas.
"Benar di sini! Kalian baik-baik saja?" teriak Gempa dari atas.
"Ah iya, kami baik-baik saja!" balas Thorn.
"Thorn, lilitkan akarmu, aku akan menariknya dari atas!" komando Gempa.
Hanya butuh lima menit bagi mereka bisa keluar, hal pertama yang terlihat oleh mereka adalah tumpukan batu yang sudah dibereskan oleh Beliung.
"Kalian tidak kembali, aku panik ketika tidak menemukan kalian di sini, untung saja aku merasakan tanah di bawahku memiliki lubang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batas Sisi
ActionBukan Taufan, tapi Halilintar. Semua bermula dari takdir yang terus ditentang oleh dirinya, mau bagaimana pun dia berusaha mendapatkan akhir yang bahagia. Pada akhirnya skenario hidupnya akan berjalan sesuai yang ditulis oleh semesta. Sekalipun bena...