Chapter 21 : Sama-sama Kerja

237 51 5
                                    

Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.

Alur cerita murni dari pemilik akun

Rate : T 17+

Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.

***

"Jika kata sayang tak cukup menggambarkan diriku sebagai kakak, maka lihat, aku melintasi hal mustahil untuk membawa kita kembali bersama."

***

"Gempa." Manik kuning emas itu sedikit terkejut melihat Halilintar belum pergi ke planet Baraju saat dia keluar dari ruang rapat.

"Loh Kapten, ada apa?" tanya Gempa menetralkan keterkejutannya.

Halilintar mengusap belakang kepalanya walau tak gatal. "Saat misi di planet Oroq, Solar pasti akan memecah tim kan," prediksi Halilintar.

"Mungkin?" Gempa malah tak yakin.

"Saat pembagian tim nanti, aku ingin Solar berada satu tim dengan Thorn," ucap Halilintar.

Gempa mengerutkan keningnya tak mengerti. "Apa ada alasan khusus? Maksudnya, pembagian tim biasanya acak kan?"

Pemilik manik ruby itu terdiam sejenak memandang pintu baja yang tertutup.

"Hubungan Solar, dan Thorn itu kurang baik."

Gempa terkejut, tentu saja selama ini dia tidak melihat ada indikasi permusuhan diantara keduanya, tidak seperti Blaze, dan Ice yang sangat terlihat jelas.

Lagipula Solar tidak pernah bersikap acuh, atau kasar pada Thorn, darimana sang Kapten dapat menyimpulkan hal seperti itu?

"Aku tahu pertanyaan dalam benakmu, ini berbeda dengan Blaze, dan Ice. Khususnya untuk Solar, tentang bagaimana dia memandang pada Thorn, aku bisa merasakan tatapannya pada Thorn berbeda jika mereka melakukan misi ..."

"Dia seakan tidak bisa mempercayai Thorn, entahlah, tapi selama misi Solar jarang memberi Thorn perintah, aku merasa dia meremehkan kemampuan Thorn, karena itu aku ingin kau memastikannya, aku tidak ingin ada sikap seperti itu dalam tim ini," pinta Halilintar.

Gempa tidak percaya Halilintar bisa menyimpulkan hal itu hanya dari tatapan matanya, namun menilik kilas baik Gempa merasa itu ada benarnya.

"Aku akan melakukannya, tapi Kapten cukup hebat menyimpulkan hal itu. Apa ada materi khusus untuk mempelajarinya?" tanya Gempa penasaran.

Halilintar tersenyum tipis, sembari membalikan badannya. "Hanya insting, seorang Kakak." Halilintar mengecilkan kata terakhirnya.

===

Solar tak mampu membela diri, entah mengapa apa yang disampaikan Halilintar, dan Gempa, dia menyetujuinya.

Namun bukan tanpa sebab Solar bisa berpikir seperti itu.

"Ini bukan karena masalah pangkat, atau apapun, tapi memang Thorn sulit aku percayai, dia yang terakhir masuk dalam tim kita."

"Kalau itu alasanmu, Beliung adalah anggota terakhir kita," koreksi Gempa.

"Tapi Beliung sudah memiliki pengalaman di Tempur-A, sedangkan Thorn? Dia bahkan menambah waktu pelatihan Tapops menjadi satu tahun karena hampir tidak lulus, menurutmu itu kriteria yang bagus?"

Dua Batas Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang