Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.
Alur cerita murni dari pemilik akun
Rate : T 17+
Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.
Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.
***
"Anak sekecil itu berkelahi dengan kata berdikari."
***
Angin malam memang tidak baik bagi tubuh, namun Halilintar memilih tetap di posisinya yang berada di atas atap rumah.
Memandang ke arah kanvas langit yang dipenuhi bintang kecil, menyugguhkan keindahan bagi sang penikmat malam.
Mengeratkan jaketnya sejenak hingga tangannya mulai mengetikan panggilan pada tablet di sampingnya, nada sambung mulai terhubung.
Butuh waktu satu menit hingga akhirnya panggilannya terangkat, tidak ada yang menyapa, baik Halilintar, maupun sang penerima panggilan.
Hingga Halilintar lah yang memulai percakapan. "Maaf menggangu waktu anda, Tuan Amato."
Suara tawa kosong terdengar dari seberang. "Rasanya aneh mendengar suara putraku memanggilku seperti itu, kau tidak perlu formal padaku, lagipula kau adalah putraku," balasnya.
Halilintar tersenyum kecil, dia merapatkan diri dengan lututnya. "Bagaimana kabarmu, Ayah?"
"Tidak cukup baik," balas Amato apa adanya.
"Benar, semuanya tidak ada yang membaik sejak kami berpecah," gumam Halilintar.
"Apa semuanya baik-baik saja di sana? Bagaimana keadaan Tok Aba? Lalu kalian?" tanya Amato.
"Atok tidak sehat, walau dia selalu tampak sehat di depanku, lalu yang lain mulai menyibukkan diri dengan misi untuk melanjutkan hidup, dan aku yang tetap menetap pada realita yang telah berlalu," balas Halilintar.
"Semua ini bukan salah kalian, ini salahku." Nada Amato terdengar semakin lirih.
"Tentu saja, ini salah anda ..." kekeh sinis Halilintar.
"Tapi aku juga adalah bagian dari kesalahan itu, dan aku tak pantas menghakimi anda," lanjut Halilintar.
"Halilintar, apa yang terjadi pada kalian semua tidak perlu kamu pertanggungjawabkan," ucap Amato pelan.
"Lagi-lagi, kalian mengatakan ini bukan tanggung jawabku, katakan padaku bagaimana aku tidak merasa bertanggung jawab ketika setiap ingatanku mengatakan aku awal semua masalah?" kesal Halilintar.
"Bagaimana aku bisa lepas dari semua ini? Semua ini membuatku gila."
Hening menyapa keduanya untuk sesaat, manik ruby-nya mengamati pulau Rintis yang masih melakukan aktivitas.
"Halilintar," panggil Amato.
"Kalau ada yang perlu kamu beri tanggung jawab, itu adalah aku. Aku yang menjadi alasan Boboiboy melakukan hal ini, tidak akan ada yang menghakimimu, kau sudah menjadi kakak yang baik, baik sebagai bob, baik sebagai pecahan elemental," ujar Amato.
"Apa anda sedang mencoba menghiburku? Aku sangat berterima kasih untuk itu, tapi aku juga bertanya-tanya ..." Halilintar menjeda sejenak ucapannya.
"Kenapa anda tidak melakukan hal yang sama pada putra anda sendiri? Kenapa anda tidak pernah mencoba menghibur Boboiboy, anda ayahnya bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batas Sisi
ActionBukan Taufan, tapi Halilintar. Semua bermula dari takdir yang terus ditentang oleh dirinya, mau bagaimana pun dia berusaha mendapatkan akhir yang bahagia. Pada akhirnya skenario hidupnya akan berjalan sesuai yang ditulis oleh semesta. Sekalipun bena...