Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.
Alur cerita murni dari pemilik akun
Rate : T 17+
Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.
Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.
***
"Aku di sini, bertahan dengan harapan yang ada, kali ini, tolong jangan hancurkan alasanku untuk tetap melangkah."
***
"Kakak Beliung."
Halilintar mengernyit bingung mendengar nama yang dilontarkan oleh Blaze.
"Terdengar agak aneh ya," keluh Taufan.
"Apa yang kalian lakukan?" Menuruni anak tangga, Halilintar mendapati trio pembuat onar ada di ruang tamu.
"Kami mencoba memanggil nama dengan tahap tiga, tapi jadinya aneh," balas Blaze.
"Tapi Thorn rasa nama kak Hali bagus, Kak Voltra," puji Thorn.
"Yang paling cool namanya apapun gak ada bedanya," tawa Taufan.
"Namaku jadi agak aneh, Nova. Jadi kaya nama cewek." Tunjuk Blaze pada dirinya sendiri.
"Nama Solar, jadi Gamma," balas Thorn semangat.
"Gempa jadi Kristal, masih enak dipanggil sih," ucap Taufan.
"Emang nama kita harus sesuai dengan tahap tiga? Coba bikin sendiri kaya Rimba?" tanya Thorn.
"Konteks nya kan tahap tiga, Thorn," gemas Blaze mencubit pipi adik keduanya.
"Tapi nama Ice paling cool banget Blizzard, panggilnya apa ya?" bingung Taufan.
"Apapun namanya aku akan memanggil Ice, polar bear," tawa Blaze.
Halilintar sejak tadi memperhatikan obrolan random mereka, dia juga jadi memikirkan soal itu.
Entah mengapa nama ditahap dua begitu cocok untuk semua elemental, tidak ada yang sulit diucapkan, dan memiliki ciri khas yang dominan dengan elemen mereka.
"Menurut Kak Hali, apa nama Beliung cocok untukku?" Taufan menunjuk dirinya sendiri.
"Cocok saja," balas Halilintar apa adanya.
"Antara Angin, Taufan, atau Beliung, Kak Hali lebih suka memanggilku apa?" tanya Taufan lagi.
"Kak Beliung keren loh!" semangat Blaze.
"Tapi Kak Angin juga bagus, simpel," sahut Thorn.
"Aku tanya ke Kak Hali loh ..." Taufan meletakan kedua tangannya di depan mulut adik-adiknya.
Menantikan jawaban Halilintar atas pertanyaan randomnya.
"Ketiga nama itu sama bagusnya, itu mempersentasikan diri kita sebagai sebuah kekuatan, jadi baik namamu Angin, Taufan, ataupun Beliung, selama itu adalah kau, aku akan menyukai ketiga nama itu," balas Halilintar.
Taufan menatap manik ruby yang tajam itu, dia tidak bisa berkata-kata.
"Dih gak bisa milih," ucap Blaze sontak mendapat delikan Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batas Sisi
ActionBukan Taufan, tapi Halilintar. Semua bermula dari takdir yang terus ditentang oleh dirinya, mau bagaimana pun dia berusaha mendapatkan akhir yang bahagia. Pada akhirnya skenario hidupnya akan berjalan sesuai yang ditulis oleh semesta. Sekalipun bena...