Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.
Alur cerita murni dari pemilik akun
Rate : T 17+
Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.
Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.
***
"Kalau obat untuk sembuh adalah kebersamaan karena itu tidak boleh ada yang saling meninggalkan."
***
Gempa ingat ketika Halilintar pernah bilang padanya kalau ada satu hal lagi yang harus diperhatikan dari sikap Solar, dan dia juga ingat bahwa Halilintar, dan Beliung bilang Gempa juga memiliki masalah.
Sekarang dia mengerti apa itu, ketika Solar dengan seluruh mental yang begitu kuat, harus hancur oleh masa lalunya, remaja yang begitu tegar, pada nyatanya mudah rapuh.
Kematian sang ayah yang Solar takuti, dan dia benci tetap meninggalkan pilu, pria yang tidak ingin Solar temui lagi pada nyatanya kepergian pria itu membawa sosok anak yang rapuh.
Gempa tahu itu dan dia sama seperti Solar, hanya saja Gempa lebih pengecut!
Dia lebih memilih untuk menyerah, melupakan masa lalu yang begitu sama suramnya, namun dia memilih untuk meninggalkan semua itu.
Memilih melupakan sebagian besar ingatan masa lalunya, hanya untuk membuatnya tetap bertahan hidup.
Kematian orang tuanya terlalu berat, kepergian Tok Kasa semakin membuatnya sakit, hingga semua penduduk Quabaq menaruh harapan dan begitu seterusnya membuat Gempa tidak sanggup melakukan hal itu.
Pada nyatanya dia memang lebih lemah daripada semua anggota tim Halilintar, mungkin lebih lemah dari Thorn yang Solar anggap lemah.
"Ya, aku pengecut karena memilih terapi penghapus sebagian besar ingatan itu, walau belakangan ini ingatanku mulai pulih," batin Gempa.
"Mau pulang ke rumah?" tanya Halilintar.
Solar yang mendengar itu menggeleng pelan, dia mengusap matanya yang memerah, melepaskan kacamata visornya.
"Aku ... takut untuk pulang," lirih Solar.
"Tidak apa, kalau kau ingin pulang melihat makam ayahmu, aku akan memberikan izin," balas Halilintar.
Solar terdiam sejenak, dia menatap ke arah Blaze. Pemilik kekuatan api itu tahu maksud Solar, tanpa sadar hanya dirinya, dan Solar yang tahu satu hal soal Halilintar.
"Aku ingin pulang kalau Kapten juga pulang," bisik Solar.
Halilintar mematung, dia jadi teringat sebuah surat yang dia temukan beberapa hari lalu, surat yang membuatnya kesal pada kapten malah menaruh simpati yang begitu dalam pada sosok Halilintar yang ada di sini.
===
"Sial-sial, waktuku tidak banyak. Berpikirlah Halilintar, otakmu ini masih berfungsi, bukan?" kesal Halilintar bergerak gelisah.
Dia yang berniat berjalan ke arah monitor tak sengaja menyengol lemari kecil yang ada di pinggir, menyebabkan bingkai yang ada di atasnya jatuh, dan pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Batas Sisi
ActionBukan Taufan, tapi Halilintar. Semua bermula dari takdir yang terus ditentang oleh dirinya, mau bagaimana pun dia berusaha mendapatkan akhir yang bahagia. Pada akhirnya skenario hidupnya akan berjalan sesuai yang ditulis oleh semesta. Sekalipun bena...