2

1K 132 13
                                    

KUMORI

Story by : Eminamiya

Rate : M

WARNING :
Typo, alur cepat dan ringan, banyak kata yang terulang-ulang.


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INI!

DON'T LIKE, DON'T READ

- Happy Reading -




Cuaca hari ini cerah. Langit begitu biru dan hanya dihiasi beberapa gumpalan awan putih tipis yang seolah berperan menjadi pemanis.

Rok putih di bawah lutut yang kukenakan, sedikit berkibar saat seorang anak kecil berlarian dan menabrak tubuhku. Ia terkejut dengan apa yang dilakukan, lalu mendongak wajah sembari bibir kecilnya mengucapkan kata maaf dengan suara yang lucu.

Aku tersenyum dan mengelus pelan pucuk kepalanya. "Tak apa-apa, sayang. Jangan berlari, nanti kamu bisa terjatuh."

Bocah lelaki tersenyum; menampilkan deretan gigi, lalu segera berjalan menuju seluncuran--berusaha masuk ke lingkaran anak-anak lain yang tampak begitu ceria bermain dan tertawa.

Mataku melirik pada jam yang melingkar pada pergelangan tangan. Beberapa menit lagi, jam masuk berikutnya akan dimulai.

Aku yang sedari tadi memperhatikan anak-anak yang menjadi murid di TK Nagareboshi tempatku mengajar, memutuskan melangkah masuk ke dalam gedung.

Sejenak, mataku kembali memastikan jika semua anak-anak tetap berada di lingkungan taman, lalu senyumku mengembang.

Derap berlanjut dan membiarkan tubuhku masuk seutuhnya ke dalam gedung.

Langkahku terbentuk dengan teratur melewati lorong kelas, sebelum kakiku terhenti saat tak sengaja, mata menangkap sosok seorang gadis kecil yang duduk sendirian di dalam kelas.

Kucoba mengedarkan pandangan memeriksa seisi ruangan tempatnya berada--yang saat itu kebetulan sedang kosong, dan memutuskan mendekat ke arahnya yang terlihat sibuk memainkan beberapa puzzle.

Saat jarak tinggal beberapa meter lagi, senyumku mengembang lebar.

"Samui-chan..." panggilan pelanku membuat gadis mungil itu mengangkat wajah.

Ya, aku mengenalnya.

Anak berwajah cantik dengan rambut pirang sebahu diikat dua ini sudah sering kulihat. Bukan hanya karena aku adalah gurunya, tetapi, ia juga merupakan anak dari sepupu perempuan Kiba.

Aku tahu karena beberapa kali Kiba pernah membawa Samui ke rumahnya dan bermain denganku.

Tidak begitu sering, namun, cukup untuk membuat kami akrab dan aku mulai memahami seperti apa karakternya sedikit demi sedikit.

Samui memang anak yang pendiam. Ia sangat jarang mau bergaul dengan teman-teman lain.

Aku sering mendapatinya duduk sendiri seperti ini setiap kali jam istirahat dimulai. Saat kutanya, mengapa tak bergabung untuk bermain bersama yang lain? Samui selalu menggeleng sebagai jawaban, tanpa penjelasan yang pasti.

Dia cukup tertutup. Padahal, anak seusia ini tak seharusnya tertekan.

Sebenarnya, aku mengerti mengapa sikap Samui bisa menjadi demikian. Mungkin seperti yang dijelaskan oleh Kiba beberapa waktu lalu; kedua orangtua Samui adalah pribadi yang sibuk dan jarang memiliki waktu luang bagi sang anak.

Kumori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang