10

710 109 38
                                    

KUMORI

Story by : Eminamiya

Rate : M

WARNING!!
Typo, alur cepat dan ringan, banyak kata yang terulang-ulang, plot pasaran


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENGCOPY CERITA INI

DON'T LIKE, DON'T READ

- Happy Reading -



Flashback,

Dengan hempasan kuat, Naruto berhasil mendaratkan diri pada sisi ranjang sembari melepas paksa dasi dari kerah kemeja yang melingkar.

Wajahnya mendongak ke atas--sedikit merenggangkan otot-otot leher yang terasa pegal karena kegiatan kerja sehari penuh. Bahkan, ia harus pulang lebih malam karena begitu banyak hal yang harus diurus di kantor.

Menghela napas tanda betapa nyata rasa lelah yang dirasakan, Naruto mengganti posisi menjadi telentang pada ranjang, bermaksud segera mengistirahatkan diri agar siap untuk kegiatan esok hari.

Namun, baru sekitar beberapa detik mata terpejam, indra pengelihatannya harus kembali menampakkan eksis saat suara dari daun pintu yang berjarak tak begitu jauh, terdengar terbuka.

Tanpa menoleh pun, ia tahu siapa orang yang baru saja ikut memasukkan diri ke dalam ruangan.

"Kau pulang larut lagi," suara ringan khas wanita melantun.

"Ada banyak pekerjaan hari ini," Naruto menyahuti sambil menggerakkan lengan untuk menutupi sebagian wajah agar cahaya lampu tak menembus pandang.

Melihat gelagat yang tampilkan, menggiring langkah Ino agar mendekat dan duduk dengan tenang di sebelah pria yang tampak mulai terbawa oleh rasa kantuk.

"Naruto...," lagi, ia memanggil. Tanggapan yang didapat hanya berupa gumaman samar dari bibir yang tetap tertutup rapat. Naruto bersikap tak begitu peduli.

"Apa kau tidak ingat ucapan ibu pagi tadi?" Sebelah tangan Ino menyentuh bagian paha sang pria.

Naruto terdiam--tak menyahuti untuk beberapa saat. Kedua bola mata memandang langit-langit kamar.

Kepala terasa berputar kembali pada kejadian pagi tadi, saat mereka sedang menyantap sarapan di meja makan bersama kedua orangtua Ino.

"Ini sudah setahun sejak pernikahan kalian, apa kalian belum berniat untuk memiliki seorang anak?"

"Ibu sudah sangat rindu untuk memeluk seorang bayi. Pasti akan sangat menyenangkan jika rumah ini dipenuhi oleh suara tawa yang menggemaskan."

Kumori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang