KUMORI
Story by : Eminamiya
Rate : M
WARNING!!
Typo, alur cepat dan ringan, banyak kata yang berulang-ulang, plot pasaran / alur cerita mudah ditebak⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MEN-COPY CERITA INI.DON'T LIKE, DON'T READ
- Happy Reading -
Kau merasakannya?Rasa itu ...
Rasa ingin mengutuk diri sendiri saat menyadari jika tidak mampu mengendalikan sesuatu yang seharusnya bisa ditahan.
Sesuatu ... yang sepatutnya dibuang jauh karena keadaan, bukan malah kembali merajut untuk berharap.
Berharap lagi dan mungkin akan berakhir dengan luka yang sama.
Kau tidak bodoh, namun, hanya terlalu lemah dengan perasaan.
.
.
“Aku mencintaimu...”
“Apa kau mencintaiku?”
"Itu artinya kau akan terus bersamaku, 'kan? dengan begitu, aku akan dengan senang hati menerimamu.”
“Berjanjilah untuk tetap bersamaku, Sensei--“
“Aku mendapatkan gadis yang tepat, Ibu.”
“… aku merindukanmu.”
Kedua kelopak mata yang baru saja tertutup pada pukul dua dini hari, kembali harus terbuka pada saat jam yang menempel di dinding kamar bernuansa putih dan lavender, baru menunjukkan pukul empat dini hari.
Mulut meloloskan sebuah helaan napas yang sangat dalam dan berat kala mimpi yang terasa begitu acak, mengacaukan tidur.
Sebelah tangan yang berada di atas perut, meremas pelan piyama ungu lembut yang ia kenakan.
Matanya menatap lurus pada hamparan langit-langit kamar yang terlihat menampilkan beberapa berkas bayangan berbagai bentuk akibat biasan cahaya dari luar jendela.
Dia tidak berucap, namun, hatinya serasa menjerit.
Hinata tidak mengerti, mengapa perasaannya begitu gelisah? Jantung berdetak cepat, napasnya seolah tertahan.
Bukan ini yang Hinata inginkan.
Selama ini, dia telah berusaha untuk mengubah keadaan, tapi ... kenapa?
Kenapa di saat semua mulai terasa baik-baik saja, rasa itu harus kembali hadir untuk menghukum?
Lagi, sekali lagi Hinata menarik napas panjang.
Kantuk yang dirasakan, telah lenyap. Ia enggan untuk kembali tertidur--bahkan, untuk menutup mata pun rasanya tak bisa.
Kejadian siang kemarin, tepatnya saat ungkapan Naruto yang tertangkap oleh telinganya, membuat Hinata merasa tenggelam dalam jurang kebimbangan.
Ada rasa di mana ia ingin tetap bertahan; bertahan untuk tetap pada pendirian.
Atau, harusnya ia menyerah? Menyerah pada perasaan rindu yang tak bisa ia dustai kehadirannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumori ✔
FanfictionSekadar pemberitahuan, kalau nanti kalian nemuin catatan yang lumayan panjang, tolong dibaca, ya, biar paham alasan mengapa karakter Hinata dibuat sedemikian rupa di cerita ini ^^ Terima kasih. *** Sinopsis: "Aku merindukanmu." Mata Hinata membulat...