25

853 82 16
                                    

Kala itu, cuaca hari terasa cukup dingin. Suhu udara yang merambat pada seluruh seluk-beluk lingkungan, nyatanya, lumayan mencekik dan menusuk. Tentu saja hal yang paling tepat untuk dilakukan di masa seperti itu adalah duduk manis di depan televisi sembari menyaksikan drama yang menguras perasaan, sekaligus menikmati segelas teh hangat beserta biskuit manis.

Tepat sekali. Yamanaka Isabelle sedang mencoba untuk memanfaatkan keadaan yang ada--dengan sepenuh hati, tentunya.

Sebelum pada akhir, kenyamanan runtuh seketika saat sang anak satu-satunya; Yamanaka Ino, tiba-tiba datang dengan keadaan yang terlihat tidak baik. Bahkan, Isabelle hanya bisa memandang heran saat menyaksikan bagaimana sang gadis berjalan cepat dengan wajah yang tertekuk kesal. Berlalu begitu saja melewati tempat keberadaannya, tanpa sedikit pun memberi sapaan.

Hal tersebut lantas membangkitkan rasa penasaran yang tinggi. Dengan segera Isabelle beranjak untuk ikut serta masuk ke dalam salah satu ruangan--di mana, ia mendapati Ino sedang meringkuk sembari menggerutu di atas ranjang.

Isabelle coba memastikan, bertanya dengan cepat apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak hingga membuat suasana hatinya sangat buruk? Serta pernyataan yang mengatakan,

"Aku curiga Naruto memiliki perempuan lain, jadi, aku pergi untuk memastikan, tapi dia malah memarahiku. Aku kesal!"

"Perempuan lain?"

"Dia salah satu muridnya! Aku tidak mau tahu, setelah menikah nanti, aku ingin Naruto berhenti mengajar di sekolah itu!"

Isabelle mengernyit. Pikirannya terasa ikut berkecamuk. Ada sepercik kekhawatiran yang hinggap dalam hati kala mendengar setiap ucapan Ino. Ia tahu Naruto merupakan orang yang bertanggung jawab dan tipikal yang cukup berpegang pada perkataan. Hanya saja, jika sudah begini, Isabelle menjadi sedikit ragu--apakah semuanya bisa berjalan sesuai rencana bila memang apa yang Ino katakan benar adanya?

Isabelle sangat menyayangi keluarganya, maka dari itu, ia menolak dengan mentah-mentah jika anak semata wayangnya harus kehilangan apa yang diinginkan. Itulah sebabnya, beberapa rencana mulai dikembangkan dalam denotasi otak, jika mungkin saja ada sesuatu di kedepan yang mungkin tak akan berjalan dengan semestinya.

Namun, setelah melihat bagaimana Ino tampak bahagia ketika berdiri di depan altar, berbalutkan gaun putih besar yang tampak indah di tubuh proposional, serta Naruto yang terlihat gagah berdiri di sebelahnya, rasa resah pun secara perlahan menghilang. Apalagi, setelah Ino mengabarkan mengenai kehamilan pertama, meski mereka harus menunggu setidaknya lebih dari setahun agar dapat mendengar berita tersebut.

Semua mulai terasa baik-baik saja. Meski terkadang, kedua orang itu; Ino dan Naruto tampak beberapa kali terlihat tak begitu akrab. Sejujurnya, Isabelle tak begitu merasa heran. Mengingat dan menyadari bila hubungan mereka memang dilandaskan oleh kesetiaan Naruto pada ayah Ino.

Tetapi, Isabelle tetap merasa senang. Nyatanya, selama beberapa tahun ini, meski setelah kehadiran Samui--Naruto terlihat sengaja untuk lebih menyibukkan diri dengan pekerjaan, tapi setidaknya, hubungan mereka tetap terangkai baik.

Ya, semua terasa baik-baik saja. Hingga tiba satu saat, untuk pertama kali, Isabelle bertemu dengan wanita itu; perempuan berparas menawan dan juga manis, yang ia kenal dengan panggilan Hyuga Hinata.

Awalnya, Isabelle tak memiliki pikiran buruk apa pun. Sampai pada titik di mana mendadak ia melihat Ino yang kembali memasang wajah kesal saat keluar dari salah satu kamar yang ia tahu sebagai lokasi yang Hinata tempati di villa.

Tanpa disadari, rasa curiga perlahan ikut bersarang dalam benak. Ditambah lagi, saat melihat kejadian malam itu; hari di mana Isabelle berniat pergi mengambil minum di larut malam dan secara tak sengaja melihat Naruto yang menghampiri Hinata di area dapur saat semua orang telah terlelap.

Kumori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang