Sebelumnya,
Hening. Tak ada lagi yang memulai perbincangan. Keduanya telah larut pada pikiran masing-masing dan dengan pandangan mata yang tertuju pada objek yang sama;
Gadis berambut panjang yang terlihat menikmati kegiatan menyirami tumbuhan yang baru saja ia tanam.
Hyuga Hinata.
"Berhentilah menatapnya."
Alis Naruto mengernyit. Wajahnya menoleh. Kiba juga tengah menatap padanya dengan sorot mata tajam.
"Dia milikku sekarang. Kau tidak pantas untuk memperhatikan kekasih orang lain seperti itu."
KUMORI
Story by : Eminamiya
Rate : M
WARNING!!
Typo, Alur cepat dan ringan, Banyak kata yang berulang-ulang, Plot pasaran / Mudah ditebak⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INI- Happy Reading -
Naruto terdiam di tempat. Garis netra samudranya menilik semakin tajam--menatap langsung bolamata Kiba yang juga sedang tertuju pada wajahnya.
Tanpa sadar, genggaman pada telinga gelas menjadi semakin erat.
"Apa maksudmu?" Naruto berujar tenang, namun, tak bisa dipungkiri jika jiwanya mulai merasa awas akan kalimat yang telah diucapkan.
Apakah gelagatnya begitu terlihat hingga Kiba bisa menyadari?
Atau sebenarnya, ada sesuatu yang telah ia ketahui?
Naruto menelan ludah, tanpa sadar. Berbagai pertimbangan dan dugaan tak pasti, mulai menjalar hingga merusak ketenangan hati.
Paniknya masih sanggup tersembunyi, meski tak dapat dipungkiri, bila sosok itu telah berhasil membuat Naruto mengalami gelisah ringan.
Sial.
"Aku hanya tak suka jika ada orang yang menatap Hinata dalam waktu yang lama seperti yang kau lakukan," Kiba memberi jeda pada perkataan, coba memastikan sekali lagi ekspresi yang diperlihatkan oleh pria di hadapannya.
Meski dirundung perasaan yang kurang mengenakkan, Kiba tetap tak ingin menampakkan raut yang terlalu terlihat akan rasa tak suka. Ia menghela napas pelan untuk mengontrol diri, sembari membiarkan angin pagi yang sejuk menerbangkan helaian rambut dengan pelan.
"Aku sudah tahu semuanya, tentang hubunganmu bersama Hinata sebelumnya."
Tercekat. Naruto merasa jika tubuhnya mendadak kaku walau hanya sepersekian detik.
Ternyata, dugaan yang sempat terlintas di pikirannya adalah benar. Kiba telah mengetahui sesuatu.
"Lupakan dia. Jangan pernah mencoba untuk mendekatinya lagi. Kau tidak punya hak atas itu."
Satu ukiran tipis pada bibir hadir. Senyuman yang terkesan begitu mengejek di mata Naruto.
"Lagi pula, kau sudah memiliki seorang istri. Seharusnya, Kakak bisa sadar diri."
Kedua tangan Kiba mengepal. Ingatannya mendadak terulang pada kejadian pada saat Naruto menawarkan diri untuk menjemput Hinata waktu itu. Pantas saja dia bersedia melakukan, ternyata ada udang di balik batu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumori ✔
FanfictionSekadar pemberitahuan, kalau nanti kalian nemuin catatan yang lumayan panjang, tolong dibaca, ya, biar paham alasan mengapa karakter Hinata dibuat sedemikian rupa di cerita ini ^^ Terima kasih. *** Sinopsis: "Aku merindukanmu." Mata Hinata membulat...