5

760 126 20
                                    

Terima kasih untuk semua yang udah mau nunjukin minat pada cerita ini dengan cara selalu memberi vote dan komentar. Saya cukup senang berada di lapak ini, karena meski akun kecil, tapi dipenuhi oleh pembaca yang memiliki sikap royal tinggi. Ke depannya, mari kita lebih saling mengapresiasi lagi ^^




KUMORI

Story by : Eminamiya

Rate : M

WARNING!
Typo, alur cepat dan ringan, banyak kata yang berulang-ulang, plot pasaran


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENGCOPY CERITA INI.

DON'T LIKE, DON'T READ

- Happy reading -




Author's POV

Beberapa waktu berlalu,

Semua berawal saat jam istirahat pelajaran dimulai, dan beberapa anak segera menghamburkan diri keluar dari ruang kelas--berlari penuh semangat untuk berlomba; siapa yang lebih dahulu sampai ke wahana bermain yang mereka inginkan.

Hinata yang kala itu tanpa sengaja melihat Samui berdiri sendirian di bawah pohon dekat seluncuran, coba mendekat dan mengajak berinteraksi.

Sepertinya, Samui ingin bergabung bersama beberapa anak perempuan yang tengah asyik bermain ayunan, namun, terlalu takut untuk mendekat.

Hal itulah yang membuat Hinata coba untuk membujuk. Berkata jika mereka bisa menjadi teman yang baik dan Samui akan senang jika bersama mereka.

Awalnya, Samui tampak begitu ragu, namun, tak lama setelahnya, ia pun memberanikan diri untuk bergabung--saat seorang dari anak perempuan di sana tersenyum padanya.

Samui masih terlihat begitu kaku, bahkan, setelah dia diminta untuk duduk pada salah satu ayunan dan seorang gadis kecil menawarkan diri untuk mengayun.

Dorongan pertama hingga dorongan berikutnya, Samui terlihat mulai menikmati dan ikut tertawa bersama. Demikian berikutnya, sudah berani menyatakan diri untuk ikut serta saat teman-temannya menawarkan untuk bermain saling mengejar.

Hinata mengembangkan senyum. Karena sekarang semua telah baik-baik saja, ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam gedung TK, hendak melanjutkan kegiatan yang lain.

Tetapi, kala langkah baru saja mencapai empat meter, kepala Hinata seketika membalik dengan cepat--saat suara tangis yang cukup kencang, terdengar mengudara.

Benar saja, di sana, matanya melihat tubuh Samui yang tersungkur di atas tanah.

Hinata kaget, segera ia berlari untuk meraih ke dalam pelukan. Rasa terkejut menjadi kian besar ketika menyadari adanya sebuah lelehan cairan merah di sekitar dahi sang gadis kecil.

Samui terjatuh saat berlari dan kepalanya terbentur pinggiran pot yang terbuat dari beton.

"A-Aku tidak sengaja mendorongnya..."

Kepala Hinata menoleh. Seorang gadis kecil yang berdiri di dekatnya, mulai ikut menangis. Mungkin merasa bersalah sekaligus takut karena tanpa sengaja menabrak tubuh Samui saat berlari.

Hinata memberi sentuhan lembut pada lengannya sembari meminta agar ia tidak menangis.

Masih dengan perasaan tak menentu, Hinata bergerak cepat untuk memanggil seorang guru yang saat itu juga sedang berlari mendekat--karena mendengar suara tangisan Samui yang sampai ke dalam gedung. Memintanya untuk memberikan informasi kepada keluarga Samui, namun, hingga beberapa kali dihubungi, tak seorang pun yang merespon. Karena hal tersebut, tanpa berniat mengulur waktu lebih lama lagi, dengan segera Hinata membawa Samui ke dalam gedung TK--sekedar untuk membersihkan luka di dahinya dan memberikan pertolongan pertama, lalu melanjutkan dengan mengantar ke klinik terdekat.

Kumori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang