KUMORI
Story by : Eminamiya
Rate : M
WARNING!!
Typo, Alur cepat dan ringan, Banyak bahasa yang terulang-ulang, Plot pasaran / Mudah ditebak⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INIDON'T LIKE, DON'T READ
- Happy Reading -
"Ke mana saja kau beberapa hari ini?"
Naruto mendengus pelan--coba berjalan menjauh saat Ino menghujami dengan pertanyaan--yang sebenarnya--tak ingin ia dengar saat suasana hati sedang dalam keadaan buruk seperti ini.
"Kau mendengarku? Naruto!"
Lagi, suara melengking si wanita berseru. Dengan sekali gerakan cepat, Naruto berbalik hingga tubuh mereka langsung berhadapan. Tatapannya menajam. Ino cukup terkejut saat mendapati.
"Seharusnya, aku yang bertanya! Ke mana saja kau saat Samui jatuh sakit?! Sedang bekerja terlalu keras hingga lupa waktu? Atau tengah bersenang-senang di tempat lain?!"
Sesaat, Ino menganga tak percaya. Kenapa Naruto yang bersikap keras? Ia yang menghilang selama dua hari, tapi kenapa dirinya yang kena amarah?
"Jaga bicaramu! Kenapa bicara kasar seperti itu padaku?!"
"Lalu, aku harus bicara seperti apa?! Bersikap manis pada seorang ibu yang bahkan tidak tahu cara mengurus anaknya sendiri?! Jika memang tidak sanggup untuk menanggung suatu hal, lebih baik, jangan pernah meminta sejak awal--"
PLAK!
Satu tamparan telak--tanpa bisa terkontrol, mendarat tepat pada wajah Naruto. Pria itu menyeringai sinis. Ino telah berkaca-kaca hendak menangis.
Menangis lagi ... menangis lagi ...
Sayang, saat ini, hati dan perasaan Naruto sedang tertutup rapat untuk merespon sikap yang sudah terlalu biasa.
"Kau brengsek, Naruto!" ujaran tertahan--penuh akan nada tak menyangka, terdengar lantang. Ino mengepal tangan. Untuk pertama kali, ia mendengar lontaran bahasa yang begitu menyakiti hati dari mulut sang suami.
"Kau brengsek!" kembali, Ino mendesis.
Naruto berdecak--berusaha tetap terlihat stabil, meski sebenarnya, bisa saja sebuah meja melayang jauh dan menghancurkan jendela.
Emosinya memang tidak dapat terkontrol akhir-akhir ini, ditambah dengan kelakuan Ino yang sejak tadi terus mengatakan hal-hal menyebalkan.
Ingin terus bersabar? Sampai kapan?! Apa ia akan terus mengalah dan bertekuk lutut? Di mana letak harga dirinya jika begitu?
"Jika tahu aku brengsek, kenapa tidak akhiri saja hubungan ini dan coba mencari laki-laki lain yang jauh lebih baik dan akan selalu mematuhi keinginanmu?"
Ino kembali terkejut. Kenapa Naruto tampak sangat berbeda hari ini?
Tanpa bisa menahan lagi, pada akhir, Ino sungguh terisak. Memenuhi wajah cantiknya dengan beberapa bulir airmata yang terus jatuh.
"Apa kau gila?!" seruan histerisnya terdengar memenuhi seluruh ruangan. Samui yang sedang terlelap di kamar, segera keluar dan memastikan apa yang sedang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumori ✔
FanfictionSekadar pemberitahuan, kalau nanti kalian nemuin catatan yang lumayan panjang, tolong dibaca, ya, biar paham alasan mengapa karakter Hinata dibuat sedemikian rupa di cerita ini ^^ Terima kasih. *** Sinopsis: "Aku merindukanmu." Mata Hinata membulat...