Sebelumnya,
Melihat Ino yang kehabisan tindakan, Naruto memberi penekanan pada setiap kalimat.
"Sudah kukatakan sejak awal jika hubungan ini memang salah..."
Ino melirik melalui sudut mata.
"... bukankah lebih baik, jika kita berhenti sampai di sini saja?"
"AAAAARRGHH!!"
KUMORI
Story by : Eminamiya
Rate : M
WARNING!!
Typo, Alur cepat dan ringan, Banyak bahasa yang terulang-ulang, Plot pasaran / Mudah ditebak⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INIDON'T LIKE, DON'T READ
- Happy Reading -
"AAAAARRGHH!!!"
Ino berteriak histeris; meletakkan kedua tangan untuk menutupi telinganya sendiri--seakan tak ingin mendengar kalimat yang baru saja Naruto ucapkan.
Ini salah. Seharusnya, ini tidak terjadi.
"Berhenti bicara!" ia berujar dengan mendesis. Kedua bolamatanya kembali terarah pada Naruto.
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan! Aku melakukannya karena kau tak pernah peduli padaku! Kau tak pernah memberiku kesempatan untuk-"
"Jadi, kau melampiaskan dengan cara itu?!" Naruto memotong. Dengusan pelan lolos dari hidungnya. "Kita tidak bisa terus seperti ini, Ino. Apa kau tidak merasa lelah? hubungan ini terjadi karena ayahmu yang menginginkannya. Kau tahu sejak awal jika aku tak pernah bisa menganggapmu lebih dari seorang adik, tapi, kau tetap bersikeras menjalin ikatan yang seharusnya memang tak pernah terjadi di antara kita!"
Naruto melakukan satu tarikan napas.
"Lalu, setelah tidak mendapatkan apa yang diharapkan, kau coba bermain nakal dan menuduhku sebagai penyebabnya? Bukankah kau terlalu egois?"
"..."
"Kau yang memaksakan hubungan ini, dan sekarang kau ingin menyalahkanku?!"
Setiap lontaran kata yang diberikan, menciptakan beku di sekujur tubuh Ino. Ia terpaku. Bibir kemerahannya bergetar penuh emosi bersama keputusasaan serta hati yang terus menjerit.
"Kita memang tidak pernah bisa sejalan. Berhenti saja," Naruto masih terus menambahkan, sambil berharap, jika perempuan ini bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Meski sesungguhnya, dari awal, Naruto tahu, Ino pasti paham seperti apa keadaan yang mereka miliki, namun, ia terus menutup mata dan hati untuk menerima.
Maka, Naruto akan menyadarkan sekali lagi, bahwa, segala yang berawal dari sebuah paksaan, takkan berakhir dengan baik.
"BERHENTI! JANGAN BICARA LAGI!" Ino berteriak.
"Kenapa aku harus berhenti?! Kau yang seharusnya diam untuk mendengarkanku!"
Naruto coba mendekat, tetapi, Ino menghempas paksa tubuh itu agar kembali menjauh.
Naruto menghela napas lelah.
"Jika kau bicara lagi ..." Ino menatap sekilas ke arah jendela balkon. "... aku akan mati di hadapanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumori ✔
FanfictionSekadar pemberitahuan, kalau nanti kalian nemuin catatan yang lumayan panjang, tolong dibaca, ya, biar paham alasan mengapa karakter Hinata dibuat sedemikian rupa di cerita ini ^^ Terima kasih. *** Sinopsis: "Aku merindukanmu." Mata Hinata membulat...