KUMORI
Story by : Eminamiya
Rate : M
WARNING!!
Typo, Alur cepat dan ringan, Banyak bahasa yang berulang-ulang, Plot pasaran / Mudah ditebak⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENGJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INIDON'T LIKE, DON'T READ
- Happy Reading -
⚠ Konten Dewasa ⚠
(Jika kalian tidak menyukai adegan yang berbau dewasa, silakan SKIP bagian ini hingga tanda yang diberikan di bawah. Pembaca diharap bijak dalam memilah.)Hinata's POV
"Kau suka gaya seperti apa?"
"A-Apa?"
Kuremas kuat kaos belakang Naruto-sensei sembari mendongak ke atas saat ia mengelus halus garis leherku dengan permukaan bibir. Menggerakkan benda tak bertulang itu dengan perlahan untuk merambat dari pertengahan tulang selangka, lalu berhenti di bawah dagu.
Naruto-sensei memberi satu gigitan pelan di sana, sebelum mengangkat wajah agar sejajar denganku--menatap dalam pada kedua mataku lalu mengecup singkat ujung hidungku.
"Kau suka bercinta dengan gaya seperti apa?"
Jantungku berdetak kencang. Wajahku terasa begitu panas karena sederet kalimat yang ia katakan.
Sungguh, ini keterlaluan. Kenapa Naruto-sensei menanyakan hal seperti ini padaku?
Aku benar-benar malu.
"A-Aku ti-tidak tahu nama-namanya," balasku pelan, memundurkan wajah ketika menyadari gelagatnya yang kembali mencoba mendekat, dan berakhir dengan menyatukan bibir padaku--sedikit kasar.
Rasanya, begitu mengejutkan saat menyadari kedua tangan Naruto-sensei telah naik menuju ketiakku. Dengan gerakan cepat, ia berhasil mengangkat tubuhku agar seketika terduduk di atas pangkuannya--dengan posisi menyamping tanpa melepaskan lumatan.
Mataku terpejam, sedikit menggeliat ketika sensasi dari rabaan jari-jari Naruto-sensei terasa menyentuh garis punggungku; mengelus lembut dari bawah dan berhenti di pertengahan. Mendadak saja, Naruto-sensei memberi penekanan hingga dadaku membusung di bawah lehernya.
Begitu pelan, ia melepaskan ciuman, hingga belahan bibir kami terpisah secara lambat seperti perekat yang saling dilepaskan.
Kucoba mengatur deru napas dengan nada teratur dan sedikit tergesa-gesa. Apalagi, saat menyadari jika Naruto-sensei mendekatkan wajah pada ujung dadaku dan menggigit pelan pakaian yang kukenakan.
Tanpa sadar, pahaku kian saling merampat di atas pangkuannya, membuat tangan Naruto-sensei ikut menyentuh di sana. Ia lebarkan pahaku kembali, lantas memutar tubuhku agar saling berhadapan.
Gigitan pelan kulakukan pada bibir bawah. Memberi remasan pelan pada pundaknya saat mata biru menatap langsung pada mataku.
"Aku ingin kau yang bekerja," ucapnya.
Aku mengulum bibir--sedikit ragu. Naruto-sensei telah memposisikan kepala untuk tertopang pada sandaran sofa. Mataku dapat melihat dengan jelas belahan bibir coklat-kemerahannya sedikit terbuka, seolah siap dengan kecapan basah yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumori ✔
FanfictionSekadar pemberitahuan, kalau nanti kalian nemuin catatan yang lumayan panjang, tolong dibaca, ya, biar paham alasan mengapa karakter Hinata dibuat sedemikian rupa di cerita ini ^^ Terima kasih. *** Sinopsis: "Aku merindukanmu." Mata Hinata membulat...