Bagian Lima Belas

3.1K 380 43
                                    

Jevan mengulurkan tangannya di depan Ansella. Perempuan itu menatap bingung telapak tangan Jevan yang ada di depan wajahnya.

"Apa?"

Jevan tak membalas dan masih mengulurkan tangannya. Ansella yang tidak menemukan clue apapun lalu mengambil tangan Pria itu dan meletakkannya di keningnya. Seperti melakukan salim yang biasanya Ia lakukan pada kedua orang tuanya. 

"Ngapain sih. Bukan itu. Kartunya mana, sini balikin"Ujar Jevan yang langsung menarik tangannya.

Ansella mengigit bibir malu dengan tingkah bodohnya barusan. Ia pikir Jevan mengulurkan tangan minta untuk di salim. Ternyata meminta kartunya untuk di kembalikan. Ansella lalu mengambil kartu milik Jevan yang Ia simpan di belakang case ponselnya.

"Tuh. Makasih"

"Uhmm.. Jajan Kamu udah sama kayak Mark"Ujar Jevan berkomentar. Ia lalu memasukkan kartunya kembali ke dalam dompet.

"Katanya kemarin terserah mau di habisin berapa"

"Hh yah iya sih. Cuman Saya gak nyangka aja Kamu orangnya ternyata gak sungkan sama sekali"

"Ya kan yang ngasih kartu Kamu. Saya juga gak minta kok. Trus pas nanya mau habisin berapa Kamu jawabnya terserah. Jadi yaa.. Kalap"Balas Ansella jujur. Sementara Jevan hanya bisa menghela nafas saja. Entah bagaimana berbicara dengan Ansella rasanya mirip saat Ia sedang bernegosiasi dengan Mark. Sifatnya sama.

"Btw, Aku gak tau kalau ternyata Papi kerja di perusahaan Kamu"

"Saya juga baru tau. Lagian dari banyaknya karyawan Saya gak mungkin hafal semuanya"

"Iya juga sih"Ansella kemudian mengangguk.

"Nanti tinggal atur waktu ketemu sama Ibuku. Biarin Mereka yang diskusi. Kita iya iya aja. Kalau misalkan Kamu masih di tanya lagi gimana Kita bisa kenal jawab aja yang sebenarnya"

"Okeh.."

"Pokoknya terserah Kamu ngomong ke Mereka kayak gimana. Di karang aja. Bebas"

"Beneran??"Tanya Ansella antusias dan Jevan langsung memicingkan matanya menatap ke arah Perempuan itu curiga.

"Asal jangan cerita cinta murahan"Ucap Jevan lagi.

"Yang kayak gimana cerita cinta murahan? Lebay deh!😒"Balas Ansella kesal.

"Kita ketemu terus tabrakan, kamu ngeliat Aku dan langsung suka pada pandangan pertama.. Something like that! It's cringe!"

"Huekk. Gue aja jijik bayanginnya. Pokoknya tenang aja deh!"Ujar Ansella berpura-pura muntah mendengar ucapan Jevan barusan. Dia juga tidak suka hal seperti itu kali.

"Okey. I trust you. Ah, about our new contract.. Kamu tulis apa yang Kamu inginkan dan Aku juga begitu. Nanti pas Kita ketemu ayo diskusiin bareng-bareng"

"Okehhh..."Balas Ansella. Dia harus menuliskan keinginannya dengan hati-hati.

"Kalau gitu silahkan keluar"

Ansella memutar bola matanya sebal lalu membuka pintu mobil Jevan. Tapi saat Ia hendak keluar Jevan menahan pergelangan tangannya yang membuat Ansella berbalik.

"Apalagi?"

"Bilang Papi Kamu buat besok temuin Saya di kantor pusat. Saya tunggu"

Ansella mengangguk dan setelahnya Ia benar-benar keluar dari dalam mobil Jevan. Setelahnya mobil Pria itu sudah meninggalkan depan rumahnya. Ansella menghela nafas lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

Di ruang tengah ada kedua orang tuanya yang memasang wajah serius. Ansella seketika menelan ludah gugup.

"Sella.. Papi sama Mami perlu bicara sama Kamu"Ucap Papi.

Karmasutra••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang