Bagian Tiga Puluh Sembilan

3.7K 305 51
                                    

"That was really nice Jevan.."

"Glad that you like it babe"

Ansella mengangguk lalu tersenyum. Tangannya terulur menyentuh wajah Jevan mulai dari hidung mancung pria itu sampai turun di depan bibirnya. Jevan tak menyingkirkan tangan Ansella yang meraba wajahnya dan membiarkan perempuan itu melakukannya. Sorot mata pria itu menatap Ansella yang berada dekat dengannya begitupun dengan Ansella. Keduanya saling bertatapan selama beberapa saat sebelum Jevan akhirnya kembali buka suara.

"What are you doing to me Sella?"

Ansella mengernyit. Apa maksud dari kalimat pria itu.

"Nothing.. Why?"tanyanya penasaran. Tapi Jevan tak memberikannya jawaban dan malah bergerak maju lalu mengecup keningnya. Bohong kalau Ansella tidak kaget, di banding ciuman yang di berikan pria itu di bibirnya ciuman kening memberikannya efek yang berbeda. Terasa lebih tulus.

"I dunno.. I just.. I just feel different"

Bolehkah Ansella berharap kalau hal yang berbeda dirasakan pria itu padanya sama seperti dengan apa yang dia rasakan.

"Me too"

Jevan yang tadinya menatap ke arah lain sekejap langsung berbalik dan kembali melihat ke arah Ansella.

"You too?"tanya Jevan.

"Uh'um.."

Bibirnya tertarik lalu membentuk sebuah senyuman.

"Maybe just because you here and I'm not alone.."jelas Jevan.

Ansella mengangkat bahunya kemudian membalas.

"Maybe"balas perempuan itu. Dia terlalu banyak berharap. Jevan hanya menjadikannya pelampiasan atas rasa kesepiannya saja. She knows. Tapi apapun itu, selagi dia masih berada di sisi pria itu Ansella merasa senang.

Jevan kemudian merubah posisinya menjadi lebih nyaman begitupun dengan Ansella. Perempuan itu mendekatkan tubuhnya semakin rapat dengan Jevan dan di balas pria itu dengan mengusap rambutnya pelan.

"Seberapa sering Kau melakukannya sebelumnya?"tanya Jevan tiba-tiba. Ansella yang tadinya sedang menutup matanya sekarang langsung terbuka usai mendengar pertanyaan Jevan.

"What? Seks?"ujarnya balik bertanya. Dia sudah tau apa maksud dari kalimat pria itu tapi Ansella mencoba mengulur waktu sambil berpikir balasan apa yang akan dia berikan sebagai jawaban.

"Uhmm"balas Jevan dengan gumaman.

"Why you ask me about that?"

"I'm just curious"

"Mm.. Seminggu dua kali? Itupun kalau tidak sibuk. Kalau sibuk paling sebulan tiga atau empat kali?"balas Ansella tak yakin. Dia sebenarnya lupa seberapa sering dulu dia dan Mark melakukannya.

"Berapa lama hubungan kalian??"tanya Jevan lagi usai mendengar balasan Ansella.

"Tidak ingat"

Jevan mengernyit mendengar jawaban perempuan itu. Masa tidak ingat!

"Setahun? Dua tahun?"

"Mungkin lebih. I dunno"Ansella mengangkat bahunya sebelum kemudian berbaring miring dan memeluk Jevan.

"Shit"

"Why?"Ansella mendongak mendengar Jevan yang tiba-tiba saja menyumpah.

"He taste you more than me"

Yeah. It's your son btw. Balasnya dalam hati. How if he knows if her ex is his son?? Hhhh.

"Then why you broke up with him? Bukannya tidur bersama and having seks bisa menjadi salah satu alasan hubungan bisa bertahan?"Ujarnya penasaran sekaligus bingung.

Karmasutra••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang