Bagian Tiga Puluh Lima

2.8K 326 101
                                    

"Kok Kamu tiba-tiba udah ada disini sih?"tanya Jevan kaget lalu melepaskan pelukan mereka. Perempuan yang memeluknya beberapa saat lalu adalah Dara teman kuliahnya selama di Boston dulu. Makanya Jevan kaget saat Dara tiba-tiba ada di Jakarta.

"Bisa dongg.. Gimana? Kaget gak?😀"

Jevan menghembuskan nafas lalu mengangguk. Dara kemudian terkekeh lalu mengalungkan tangannya di leher Jevan sambil menatap laki-laki itu.

"It's been a long time Jevan. I really miss you"ujarnya yang kemudian berniat mengecup bibirnya tapi Jevan langsung menghindar dan melepaskan tangan perempuan itu.

"Yeah.. I miss you too"balas Jevan lalu berjalan ketempat duduknya dan memakai jasnya kembali.

"You said you miss me.. Tapi kenapa menghindar?"tanya Dara bingung.

"Pertama, karena ini di tempat kerja. Kedua, ini bukan Boston dan ketiga, Aku sudah menikah.."ucapnya. Dara yang mendengarnya langsung tertawa dan menepuk tangannya di udara.

"What's wrong with you?? Kamu bukan kayak Jevan yang Aku kenal. Apa salahnya dengan ciuman? It's just a kiss! Oh god! Jevan sepertinya sudah tobat. Hhah"Dara menghembuskan nafas usai mendengar ucapan Jevan.

"What ever. Apa alasan Kamu tiba-tiba ada disini?"tanya Jevan lagi. Dia tau jika Dara super sibuk.

"Aku kemari ingin menagih janji!"

"Janji?"Jevan mengernyit bingung. Dia tidak ingat pernah membuat janji dengannya.

"Yaaaa. Menagih janji karena Kamu melupakanku! Bisa-bisanya Kamu tidak mengundangku di acara pernikahanmu😐"

Jevan lalu menghela nafas. Ahh rupanya itu.

"I'm sorry for that. Pernikahanku dilakukan terburu-buru.."

"Is she pregnant!??"tanya Dara kaget dan Jevan langsung menggeleng.

"Nggaklah. Ah pokoknya bukan hanya Kamu. Aku juga tidak sempat mengundang teman-teman yang lain"

"Teman-teman yang lain tidak masalah jika Kau tidak mengundang mereka. But it's me! Aku yang menghiburmu saat perceraianmu dulu yaa. Aku yang Kau jadikan obat! Bisa-bisanya Kau menikah tanpa mengundangku. Aku sakit hati Jevan!"

"I'm so sorry, okay?"

"Baiklah Ku maafkan. Tapi sebagai permintaan maaf. Aku ingin bertemu dengan istrimu. Berkenalan dengannya? Bisa?"ujar Dara. Jevan lalu mengangguk.

"Hnm.. Aku akan atur makan malam untuk Kita. Ah tapi Kamu sudah bertemu dengannya tadi"

"Sudah? Hah? Kapan?"tanya Dara bingung.

"Dia ada di sini saat tadi Kamu datang dan langsung memelukku"

"Sungguh!? Oh my God.. Aku gak sadar. Aku hanya fokus denganmu"

"Hh sudahlah. Anyway, Aku masih ada janji untuk meeting sekarang. Jadi kalau urusan--"

"I know! Jangan mengusirku begitu. Aku akan pergi mengajak Dika buat makan siang bersama"

"Dika ikut denganku"

"Ck. Kalian tidak seru!😐"

"Yes, we are.. Apa yang Kamu harapkan datang di hari senin yang super sibuk"ucap Jevan dan keduanya keluar bersamaan.

"Semoga Kamu menikmati hari-harimu selama di Jakarta"kata Jevan lalu menepuk bahu Dara. Hal selanjutnya yang di lakukan perempuan itu membuat Jevan kaget dan tak bisa menghindar. Dara mencium bibirnya sebelum pergi membuat beberapa karyawan yang ada ada di lantai yang sama dengan mereka menatap dengan terkejut. Dan Jevan tak sengaja melihat Ayah mertuanya juga ada disana. Awkward.

Karmasutra••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang