Kiek
Kiek
Kiek
Seperti yg terlihat, sekarang ini adalah waktu pelajaran dan... Semuanya pada mogok belajar.
"Baik, penjelasan saya tadi paham?" Tanya pak Eko.
"Paham paaakkk" ucap semua murid.
"Baik, ada yg mau ditanyakan?" Tanya pak Eko dan seketika hening.
"Karena gak ada yg mau bertanya, jadi giliran saya yg tanya" ucap pak Eko dan seketika langsung pada tanya semuanya.
Karena pertanyaan nya banyak jadi author males nulis.
"Oke giliran saya, Upi coba kamu jelaskan bab 5 paragraf 1" ucap pak Eko.
Upi yg di suruh pun langsung gelagapan sampe lipstik nya nyoret.
"Eh? Itu mah bukan pertanyaan pak!" Ucap Upi yg udah panas dingin.
"Pertanyaannya 'kamu bisa jelasin gak?'" Ucap pak Eko.
"Eee... Anu... Pak maaf belum ngerti" ucap Upi dan mengambil tisu punya (name).
"Kalau belum paham, perhatikan penjelasan saya ya, jangan dandan, jangan main hp!" Ucap pak Eko seolah tau Upi sedang main HP.
"Ih apaan sih bapak, aku mana pernah main HP di kelas" ucap Upi dengan tawa canggung.
"Amu, gambarnya nanti dulu, ayo sekarang fokus belajar"
"Eh-iya pak, maap" ucap Amu dan mulai merapikan mejanya.
"Kiki, ngedit musiknya nanti aja ya"
"Eh kok bapak tau saya lagi ngedit musik? Padahal saya udah hati hati" ucap Kiki yg pake kacamata item sama properti dari klub musik.
"Nah berarti kurang pinter kamu, tutup dulu laptopnya, sekarang belajar dulu ayo" ucap pak Eko yg sedikit nusuk hati.
"Nggih pak"
"(Name), racik obatnya nanti aja, disini gak ada orang yg mau sakaratul maut"
"Eh? Emang keliatan ya pak?" Tanya (name) yg lagi racik obat di bawah meja.
"Asap kimia yg kamu pake keliatan, mana warnanya pink gitu" ucap pak Eko menghampiri (name) yg di bawah meja.
"Hehe, nanti dulu pak tinggal masukin daun teratai ini lalu udah pak" ucap (name) dan memasukkan daun teratai dan langsung melemparnya keluar jendela.
"Kok di lempar-"
DUAR!
"Ehehe, nyoba buat bom teratai pak" ucap (name) lalu membereskan kekacauan yg dia buat.
"Tapi pak, kenapa cuma kita doang yg dimarahin? Kenapa Sho enggak?" Tanya (name) dan menunjuk ke arah Sho yg tidur di pohon.
Mana ada guling yg gambarnya kaya muka (name).
"Oh kalau dia gak papa"
"CURANG! BAPAK PILIH KASIH!"
"Dia tidur tapi paham pelajaran dan nilainya bagus, kalau nilai kalian bagus kalian juga bisa begitu"
"SUSAH PAK! DIA MAH PINTERNYA KELEWATAN! TERUS (NAME) ITU NILAINYA JUGA BAGUS! PRESTASINYA BANYAK! TAPI KOK DIMARAHIN?!" Teriak Amu yg menunjuk ke arah Sho yg tidur dipohon lalu menunjuk (name) yg lagi makan.
"Itu karena dia yg minta buat gak dibedain, jadi dia juga kena tegur" ucap pak Eko dan menatap (name) yg lagi buang tempat makanannya.
"Saya bukan ngelarang kalian aktif kegiatan klub, saya malah senang dan dukung terus apapun ekskul kalian"
"Tapi bukan berarti kalian jadi leluasa sampai gak peduli dengan pelajaran sekolah"
"Antara klub dan belajar, keduanya harus seimbang, gak masalah nilai ujian kalian kecil, asalkan kalian berusaha"
"Jadi mulai belajar disiplin ya, anak anak madesu yg saya sayangi" ucap pak Eko panjang x lebar.
"Dan karena mood kelas sedang tidak bagus, pelajaran hari ini selesai sampai disini" ucap pak Eko dan semua murid gembira.
"Kita gak belajar tapi kita ganti dengan ujian" ucap pak Eko dan menunjukkan soal ujian.
"Eh?"
"NGGAK!"
"MAAKK MAU PULANG!!!"
"Ahahaha bercanda, silahkan istirahat" ucap pak Eko dan semu murid bernafas lega.
"Untung ga- WAA!!" Teriak (name) saat ada yg menariknya lewat jendela.
Siapa lagi pelakunya kalau bukan Sho.
"Temenin tidur" ucap Sho dan menyembunyikan wajahnya di punggung (name).
(Name) yg udah biasa hanya pasrah, nurut doang.
Sampe sampe tu momen di foto sama Upi.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
☆彡彡 WEE!! X READER ミミ☆ || Slow Update
Разное(Bagi yg homophobic dimohon bacanya sampe chp 109 aja) cuma cerita tentang mbak (name) koid dengan tidak elit nya dan bereinkarnasi ke dunia webtoon dengan judul WEE!. "YES! BISA KETEMU AYANG SHO!" Aing cuma minjem karakter dari Amoeba UwU, kecual...
