Seminggu setelah kejadian di rooftop kala itu, baik Jemi ataupun geby belum pernah bertemu lagi setelah itu walaupun mereka tinggal dilingkup yang sama. Geby yang selalu beraktivitas dibelakang rumah sedangkan Jemi pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor dan pulang jika sudah larut malam.
"Geby..." Panggil sang ibu lembut dari jendela kamar anak gadisnya itu.
Geby yang masih beberes kamar dan bersiap untuk berangkat ke kampus tersenyum menyambut sapaan sang ibu
"Eh, ibu.. ada apa, Bu?"
"Ibu mau keluar sama Tante Arini habis ini, hati-hati kalau berangkat ke kampus." Pesan sang ibu.
"Siap.. ibu juga hati-hati dijalan.." ucap geby kemudian menyalami tangan ibunya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ting.
Bunyi notifikasi chat.
Pak Wisnu
"Geby, saya sudah sampai gerbang rumah kamu."
Membaca pesan itu geby tersenyum. Semalam dosennya menelpon dan mengajaknya berangkat bersama ke kampus. Fantastis sekali bukan bisa dibarengi dosen ke kampus? Kapan lagi coba dapat penawaran sebagus ini?
Geby sudah siap dengan dandanan khasnya, simple dan tanpa make up tebal, cukup terlihat segar dan tidak pucat.
Ketika Geby mengunci rumah belakang dan hendak pergi, seseorang dari jendela kamar mengamatinya. Melihat geby yang kini sudah keluar kamar ia langsung berlari turun untuk menemui geby.
"E....... Stooppp!!!" Seru lelaki itu dengan menarik baju geby hingga membuat geby berbalik hampir menabrak dada bidangnya.
"Ha? Mas Jemi ngapain narik-narik baju geby?? Aduh mas Jemi nih, kan jadi lecek bajunya." Ucap geby dengan sedikit mengerutkan bibir.
"Lo marah ya sama gue?" Tanyanya dengan tatapan tajam seperti ingin menerkam geby.
