NH. 5

1.2K 157 19
                                    


*****

Happy reading guys

*****

"Hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks.."

Helai demi helai tissue sudah keluar dari tempatnya. Seorang gadis pemilik jiwa besar dan hati yang luas sekarang tidak bisa mempertahankan dirinya untuk selalu kuat. Setelah pulang dari grand cafe bersama dosen pembimbingnya ia langsung memasuki rumahnya yang sepi karena sang ibu berada dirumah depan.
Dilepasnya tas yang sedari tadi menggantung di bahunya dan bersiap untuk membersihkan diri.

"Kenapa kayak gini sih? Kenapa aku gak bisa fokus buat nulis skripsi. Hiks..." ucapnya pelan dengan nada pilu dan suara yang sudah sangat serak.

Geby terduduk dengan memeluk kedua kakinya diatas kursi. Jari jemarinya berjalan menyusuri sela-sela rambut hitamnya yang panjang, ia tidak seharusnya melakukan hal sepedih ini. Laptop, buku dan iPad yang biasa bekerja bersamanya hanya dianggurkan terbuka begitu saja.

Tok tok tok..

"Geby, makan malam dulu nak. Udah ditunggu sama Tante Arini tuh." Seru sang ibu dari balik pintu kayu itu.

Geby ingin mengabaikan seruan wanita itu namun ia tidak sanggup melakukannya, "ge~geby masih kenyang Bu. Geby makan nanti aja." Balasnya setenang mungkin agar ibunya tidak curiga. Suaranya sebenarnya masih terdengar sangat parau, tapi mau bagaimana lagi.

"Kalau gitu, nanti makan bareng sama Jemi aja ya? Jemi juga belum pulang." Lanjut beliau mengingatkan.

"Hhmm.." gumam geby pelan sebagai balasan.

Air matanya masih sulit sekali berhenti, rasanya sangat asing bagi geby untuk menangis se lama ini. Ia bukan tipe perempuan yang mudah bersedih apalagi menangis. Jika ia sampai ditahap itu, berarti ada sesuatu yang sangat menyakitkan baginya.

Geby beranjak dari tempat duduknya untuk menutup jendela kamar, malam itu tiba-tiba hujan lebat turun. Melihat hujan turun yang membasahi bumi, tangan geby mengulur, merasakan setiap tetesan air yang jatuh.

Geby tersenyum ketika teringat dengan kenangan beberapa tahun yang lalu, saat om Fandy (ayah Jemi) merayakan kelulusan SMA geby dan membuat api unggun di taman belakang. Mereka memberi selamat dan hadiah untuk geby karena mendapat juara 1 ditingkat paralel. Waktu itu Jemi juga ada disana bahkan memainkan gitar saat geby bernyanyi.

Flashback on

"Hujaannnn... Hujaan.." mereka berseru dengan tawa bahagia ketika hujan mengguyur tempat mereka berkumpul.

"Berteduh geby.... "Seru om Fandy dengan iringan tawa.

"Hahahaha...." Ibu Shina, Tante Arini berhasil melarikan diri ke rumah sebelum terguyur hujan yang lebih banyak. Sedangkan geby, Jemi, dan om Fandy berhasil masuk kedalam satu tenda yang telah mereka buat.

Noble Hearted ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang