NH. 28

1.2K 110 24
                                    


*****

Happy reading guys

*****

"Semangat geby! Segera diselesaikan terus bisa ikut yudisium tahun ini." Ucap pak Wisnu sebari menyalami tangan geby yang kini duduk dihadapannya.

"Hhh, makasih pak. Saya akan usahakan sebaik mungkin." Jawab geby dengan senyum lebarnya. Pak Wisnu ikut tersenyum mendengarnya, andaikan waktu bisa diputar.

"Kalau begitu saya permisi dulu, pak.." geby dengan sopan membungkuk kepada dosennya itu dan kemudian melangkah keluar dari ruangan pak Wisnu.

"Geby..." Seru pak Wisnu dengan senyum lebar, tercetak dimple tampannya disana.

Geby membalikkan badan, "iya, pak?"

Pak Wisnu menggeleng, "hati-hati di jalan."

Geby mengangguk kemudian langsung kembali berjalan keluar dari ruangan dingin nan harum milik dosbem nya itu.

*****

Jemi menunggu geby yang masih berkonsultasi dengan Wisnu aka teman lamanya di dalam mobil. Sebari menunggu ia juga mengecek beberapa hal yang ada di ponsel nya. Biarpun ia pergi dari kantor tapi dirinya masih harus tetap mengontrol berjalannya pekerjaan.

Sayup-sayup dari kejauhan dilihatnya geby, istrinya. Wanita itu berjalan dengan sedikit cepat menuju mobilnya. Jemi tersenyum manis, istrinya benar-benar sangat cantik hari ini, ralat tapi setiap hari. Namun hari ini terlihat lebih berbeda, cantik sekali.

Ceklek.

Jemi membuka pintu dari dalam.

"Haii.." sapa Jemi dengan senyum merekah saat istrinya sudah mulai memasuki mobilnya.

"Haii.." balas geby dengan senyum yang tak kalah merekah.

Cup

Mereka berciuman bibir cepat.

"Bisa pakai seat belt nya?" Tanya Jemi dengan memperhatikan istrinya yang sedang memakai seat belt nya.

Geby mengangguk, "bisa dong."

Mobil mereka melaju meninggalkan halaman kampus geby dan mantan kampus Jemi saat mengambil S1 dulu.

"Gimana tadi, sayang?" Tanya Jemi dengan tangan fokus menyetir.

"Baik. Semua baik.. tinggal diselesaikan aja." Jawab geby.

"Hhh..." Jemi terkekeh, senang mendengarnya.

"Gak usah ketawa mas Jemi. Geby tau kok mas Jemi kesenangan kan soalnya yang ngerjain bab 3 skripsi geby mas Jemi." Sungut geby dengan ikutan terkekeh juga. Benar, skripsinya beberapa hari ini yang mengerjakan suaminya karena dirinya sendiri tak sanggup, belum lagi jika capek karena pekerjaan dan berakhir tidak bisa berfikir.

"Kasih hadiah dong.." ledek Jemi.

Geby menyerngitkan dahinya, "huh, maunya." Geby mendengus.

"Iyalah, kamu harus bersyukur sayangku punya suami pinter. Hah, semua yang kamu butuhkan terselesaikan dengan baik." Ucapnya berbangga diri.

Noble Hearted ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang