Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ehem!_ "
Mendengar suara deheman dari arah pintu ruang kerjanya yang ada dirumah, Jemi mendongakkan kepalanya dan tersenyum ternyata istrinya yang sedari tadi berdiri disana menunggu di perhatikan tapi Jemi malah fokus ke pekerjaan saja. Kasihan.
"Sini sayang, ngapain berdiri di situ?" Tanya Jemi dengan senyum merekah, ia meminta geby untuk masuk. Bukannya menjawab geby justru beesedekap dada dan membuang muka.
"Kerja terus!" Sindir geby ketus. Sudah seperti Morgan kalau ngambek.
Mendengar itu Jemi ingin tertawa kencang.
"Kamu ngambek?" Tanya Jemi sabar sambil berjalan kearah pintu tempat istrinya berdiri.
"Makan tuh kerjaan! Sekalian semua kerjain sendiri. Aku resign aja!" Uringnya.
Jemi tersenyum lebar, "boleh loh kalau kamu beneran mau resign, kamu dirumah sama Morgan. Itu lebih buat aku seneng." Jawab Jemi tidak peka.
Geby memanyunkan bibirnya dan mendelik tajam, "bukan gitu mas Jemi! Au ah males."
"La gimana? Bilang dong kamu mau apa?" Rayu Jemi supaya istrinya segera berbaikan dengannya.
"Bukan aku yang pengen!" Ketusnya
"Terus siapa dong?"
"Anak kita." Jawab geby manyun.
"Morgan?"
Geby mengangguk. "Dia dari kemarin tanya ke aku 'bunda kapan kita jalan-jalan?' "
Jemi tersenyum paham.
"aku jawab nanti nunggu ayah senggang..", "mana ada ayah senggang, orang Minggu aja kerja." Omel geby kepada suaminya itu.
"Ini kamu yang pengen apa Morgan?" Jemi masih memancing istrinya agar jujur.
"Ih! Gak percaya banget sama aku."
"Bukan aku gak percaya, kalau yang mau jalan-jalan kamu juga tetep aku turuti kok." Ungkap Jemi gemas kepada geby.
"Ehem." Malah dijawab dengan deheman. Geby tersenyum dan kemudian berlalu pergi menuju tempat bermain morgan. Jemi langsung membereskan pekerjaannya dan segera akan ikut menyusul, sebenarnya ia tahu itu kemauan ibunya bukan anak mereka. Morgan kalau menginginkan sesuatu biasanya bilang sendiri ke ayahnya tanpa lewat perantara siapapun.
