NH.40

2K 96 33
                                    

*****

Happy reading guys

*****

(5 tahun kemudian)

"Hahahah..." Suara tawa senang memenuhi ruangan tengah rumah megah milik keluarga jemian. Kedua anak mereka Morgan dan Grazia sedang asik bermain sepeda di ruang tengah milik mereka. Bukan sebuah Keanehan lagi karena memang luas dan besar rumah mereka itu jadi aman saja. Asal jauh dari barang-barang berharga.

"Kakak.. aku udah bisa ngayuh lebih lama." Teriak Zia kesenangan. Tak sia-sia dia mendapatkan hadiah ulang tahun dari ayah bundanya sebuah sepeda bergambar kuda pony, berkat kakaknya yang selama ini dengan tanpa mengeluh mengajarinya.

"Pelan-pelan dek.." ucap Morgan sambil bertepuk tangan, matanya mengikuti kemanapun kaki Zia menganyuh arah laju sepedanya.

"Zia! Lihat depan kamu..." Teriak morgan.

*

*

*

Brak.

Sepeda Zia oleng dan membuat sang pemilik terjatuh dan kakinya tak sengaja tertindih Kayuhan sepeda.

"Huuuuaaaa.. bundaaaa!" Zia menangis sangat kencang. Air matanya mengalir deras, Morgan dengan wajah panik langsung berlalu mendekati sang adik.

Morgan membantu disamping adiknya dan menyingkirkan sepeda yang menindih kaki zia. "Kakak...huaaa.." ia menangis tambah keras

Morgan kaget, jari kelingking kaki Zia berdarah. "Shut.. cup..cup.. jangan nangis. Kakak panggil ayah sama bunda dulu, oke?" Morgan menenangkan.

Tubuh Zia bergetar karena menangis, belum lagi ia melihat darah banyak mengalir dari kelingking nya, ia takut. "i.. iii, ya.." ucapnya terbata-bata.

Tak lama setelah itu geby datang bersama Jemi dari ruang kerja yang ada dirumah mereka. Geby baru saja menemani suaminya itu untuk mengerjakan beberapa tugas kantor. Bukan untuk menjadi sekertaris tapi hanya ikut membantu saja sebisa geby.

"Bu..bundaaa." Zia menangis dengan meratap penuh kesedihan saat melihat kehadiran ayah dan bundanya.

Geby dengan sabar dan tak banyak bicara langsung mengangkat tubuh kecil gadis 5 tahun itu dan menggendongnya sambil mengambil kotak P3K di almari obat.

Morgan yang melihat adiknya menangis rasanya tidak tega, ia mengikuti kemanapun sang bunda membawa adiknya sampai akhirnya mereka duduk di permadani yang ada diruang tengah. "Huaaa.."

"Tenang dulu ya dek, bunda obati nih." Ucap geby dengan telaten dan sabar mengobati kaki sang anak.

"Tadi kenapa dek kok bisa jatuh?" Tanya Jemi sambil membelai rambut hitam anaknya yang basah karena terkena air mata dan keringat.

"Sepedanya nakal ayah, Zia jatuh." Jawab anak itu sambil menyalahkan sepeda itu. Morgan yang mendengar ucapan adiknya langsung melirik sepeda bergambar kuda poni yang tadi sama ayahnya diberdirikan.

"Masih sakit, dek?" Tanya Morgan sambil melihat bunda dan adiknya bergantian. Zia mengangguk lucu.

"Lain kali hati-hati ya sayang, tadi kencang banget ya ngayuhnya?" Tanya sang bunda.

Noble Hearted ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang