NH. 9

1K 123 17
                                    


*****

Happy reading guys

*****

"Hiks.."

Geby tiba-tiba menangis melihat keadaan Jemi yang lemah dengan darah terus mengalir dari hidungnya sampai mengotori pakaian tidur geby.

Jemi beberapa kali mendongakkan kepalanya agar darah itu terhenti. Ia masih dalam dekapan geby dan juga berusaha untuk terlihat biasa saja. Sama sekali tidak mengeluh.

"Hiks ... mas Jemi kenapa bisa mimisan gini sih? Habis ngapain?" Tanyanya lemas dengan tangan kanan memegang tissue dan mengelap sisa darah yang ada disekitar hidung Jemi. Jemi hanya diam saja tanpa membuka suara dan tak bisa melihat wajah dari gadis itu.

"Mas Jemi capek, ya? Makanya begini? Hmm,..?" Dengan penuh kelembutan geby mengelus pucuk kepala Jemi, entah mengapa hatinya teramat sangat sakit melihat lelaki itu seperti ini.

"Udah jangan nangis.." ucap Jemi dengan sangat pelan dan memandang lekat-lekat mata cantik itu yang kini telah basah oleh air mata.

"Hikss.. hiks.." bukannya berhenti, gadis itu justru semakin nangis. Sudah dua kali ia melihat Jemi sakit dan tidak pernah mendapatkan kejelasan dari laki-laki itu.

"Shut.. shut.."

Dengan segala upaya yang ada Jemi berusaha meletakkan jari telunjuknya didepan bibir ranum geby, ia tidak mau geby menangis terus dan berharap agar segera tenang.

"Nanti orang-orang denger geby, nanti dikira mereka gue jahatin elo.." ujarnya dengan lemas namun diselingi kekehan tawa. Baru kali ini geby melihat Jemi tertawa kepadanya tapi bukan karena habis menakalinya.

punggung tangan putihnya memegang dahi, pipi, dan leher Jemi yang hangat bahkan lebih ke panas.

"Mas Jemi badannya panas banget, ayok geby bantu balik ke ranjang... "

Geby mengerahkan usaha dan kekuatan yang ada, akhirnya gadis cantik itu berhasil menidurkan tubuh besar Jemi. Ia turunkan suhu AC kamar itu dan memasangkan selimut yang tidak tebal ke tubuh Jemi.

"Minum dulu mas.." geby memberikan satu gelas air hangat kepada Jemi. Tadinya ia menawari selain air hangat, tapi Jemi menolak dan memilih air putih saja.

Jemi bersandar ke headboard ranjang, meminum air hangat itu hingga tersisa setengah.

Geby tersenyum melihat Jemi yang hanya minum air putih, karena ia tau Jemi sangat jarang sekali suka minum. Bahkan saat haus yang ia cari kopi atau yang lain bukan air yang istilahnya tinggal minum aja tidak perlu ribet membuat dulu.

"Kenapa senyum-senyum?"

"Hehe.. gpp.." jawab geby dengan tertawa ringan.

"Sedih banget ya lihat gue kayak tadi?" Tanya Jemi dengan nada dinginnya lagi.

"H?"

"Sedih?"

Geby mengangguk kuat, "iya, sedih banget."

"Gabriella..."

"Gue udah pernah bilang, jangan terlalu baik dan peduli sama gue. Air mata Lo terlalu mulia buat jatuh demi laki-laki yang dia gak cinta sama Lo." Jelas Jemi dengan halus, matanya pun menatap sangat dalam mata geby.

Noble Hearted ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang