NH. 13

1.1K 125 13
                                    


*****

Happy reading guys

*****

Menjadi istri dari seorang jemian putra negara adalah suatu hal yang sangat didambakan setiap orang. Siapa yang tidak mau dengan laki-laki tampan bak pangeran Inggris yang pintar dan kaya raya, seorang CEO lagi. Tidak hanya wanita diluar sana, bahkan geby sendiri pun juga bahagia menjadi istri dari jemian. Walaupun ia tau Jemi sangat keras kepadanya dan tidak bisa bersikap manis, namun itu tak mengurungkan niatnya untuk selalu mensyukuri takdir karena telah menjadikannya sebagai istri Jemi. Mungkin bahasa kasarnya istri yang tidak dianggap, yang hanya dicari kala dibutuhkan saja.

Sudah sebulan lamanya mereka melewati proses adaptasi menjadi suami istri, namun sama saja belum ada perubahan disana. Walaupun mereka sudah sering melakukan physical touch tapi sama saja, Jemi tetaplah Jemi. Sedangkan geby adalah wanita yang paling dikuat dalam hubungan mereka. Tapi sudahlah, semua hanya perihal waktu. Entahlah siapa nanti yang akan menang, geby? Jemi? Mereka? Atau hubungan mereka akan selesai begitu saja tanpa akhir yang baik. Kita hanya bisa menunggu.

"Eeuunghhhh.."

Geby melenguh panjang ketika sudah hampir menyelesaikan istirahat malamnya. Mata itu masih sangat berat untuk dibuka tapi juga tidak bisa untuk melanjutkan tidur kembali.

Remang-remang geby melihat seseorang mengamatinya, tersenyum dengan tertidur miring dan menyangga kepalanya dengan satu tangan. Siapa lagi jika bukan suami semata wayangnya, jemian.

"Mas Jemi, ini jam berapa?" Tanya geby dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nyenyak?" Bukannya menjawab pertanyaan geby, Jemi justru bertanya balik.

Geby mengucek matanya, melirik jam dinding dan berusaha bangun dari kasur yang ia rebahi, "a-a-ah.." keluh geby. Geby menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur lagi.

"Geby pusing banget mas jem.." gumamnya dengan tangan memijit pelipis.

"Rasain!" Jawab Jemi acuh. Geby hanya mendengus mendengar itu.

"Gue udah bilang, jangan jadi budak skripsi !"

"kalau waktunya tidur ya tidur, gak usah bergadang sampai ketiduran dimeja belajar gitu. Ingat ya, badan Lo gede gue keberatan gendong mindahin elo ke kasur.." omel Jemi, padahal baru saja geby mengumpulkan nyawanya. "Dan itu gak sekali dua kali, berkali-kali asal Lo tau." Lanjutnya.

"Maaf mas Jemi." Lirih geby dengan memandangi wajah Jemi yang kini ada disampingnya.

"Lo tu ya, selalu gitu kalau dibilangi. 'maaf ya mas jemii..' " ejek Jemi mengikuti gaya bicara geby ketika ia dimarahi oleh suaminya itu. Geby mengerutkan keningnya merasa kalau Jemi benar-benar sudah hafal sekali dengan logatnya. Tapi kesal karena selalu dijadikan bahan ejekan ketika memarahi geby.

"Udah dong jangan marah-marah lagi.. masih pagi loh mas jemii.." ucap geby dengan tangan mengarah memeluk tubuh Jemi yang ada disampingnya.

Jemi tak bergeming, ia hanya menjawab dengan sedikit dingin, "jangan sok jadi super Hero yang mati-matian ngerjain tugas akhir demi merubah dunia. Gak akan bisa geby, adanya Lo nanti yang akan diubah sama dunia." Jelas Jemi dengan tatapan mata lurus ketubuh wanita  yang sedang memeluknya.

Noble Hearted ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang