NH. 27

1.3K 119 36
                                    


*****

Happy reading guys

*****

Geby berjalan memasuki mobil suaminya dengan sedikit terburu karena tadi ia terlalu lama mengangkat telepon dari jenovan. Sesampainya didalam, Jemi membantu memasangkan seat belt dan membenarkan tempat duduk dari sang istri supaya lebih nyaman.

"Mas Jemi gak usah terlalu begini, ini berlebihan banget." Geby memang merasa diurus dan diperhatikan, tapi menurutnya semua terlalu berlebihan karena ia tak biasa mendapatkannya.

"Maaf." Ucapnya dengan senyum tipis.

Deg deg deg..

Mau dibilang kesal dan marah, tapi suaminya terlalu manis Saat tersenyum. Geby sebenarnya sudah mulai bisa berfikir dengan jernih, dari awal dirinya hanya diperdaya oleh kaila sehingga muncullah amarah dan salah paham. Padahal jika diulang kembali, ia tau jika suaminya tidaklah salah. Laki-laki itu juga hanya menjadi korban jebakan dari mantan pacarnya.

Mobil mereka melaju menjauh dari kantor itu, sepanjang perjalanan hanya ada rasa dingin karena AC, mereka sama diamnya dan tidak ada yang memulai membuka mulut untuk mengajak berbicara.

"Hemm" suara berat dari Jemi berdehem.

Geby yang awalnya menatap lurus kearah jalan, kini berbalik menatap jendela samping nya. Bukan kearah Jemi, kenapa terasa canggung sekali suasana sekarang. Bukankah harusnya mereka saling berbincang dan menanyakan tentang keadaan satu sama lain.

"Kamu belum makan malam, kan?" Jemi bertanya.

Geby hanya melirik, "belum."

"Mau makan, gak?"

"B-boleh.."

Jemi tersenyum, puas. Akhirnya istrinya menjawab sesuai keinginannya.

Mobil Jemi berhenti tepat di depan angkringan Sego yang dulu pernah mereka kunjungi Waktu awal-awal menikah. Geby membuka jendela mobilnya dan matanya menatap sekeliling.

"Ini angkringan yang waktu itu kan, mas?" Tanya geby.

Jemi mengangguk mantap, "iya, gak papa kan?"

"Tentu, dimana aja geby mau kok." Jawabnya.

Mereka berjalan beriringan setelah tadi keluar dari mobil.

"Aww.." geby tiba-tiba terduduk.

Jemi panik dan ikut berjongkok didepan sang istri, "kenapa? Perut kamu sakit?" Tanya nya dengan tangan mengarah ke pundak sang istri.

Geby menggeleng, ia mendekatkan bibirnya ke telinga Jemi dan berbisik, "geby kesusahan jalan di tempat ini pakai high heels, mas jem." Ia sebenarnya malu mengatakannya, tapi ia memang tidak bisa karena jalannya tidak rata.

Jemi tertawa kecil dan ikut berbisik, "Aku bawa sandal."

Geby menatap mata sang suami dan tersenyum, "betulan?" Jemi mengangguk.

"Tunggu disini dulu, oke?" Ujar Jemi kemudian ia pergi ke mobil lagi untuk mengambil sandal.

°

Noble Hearted ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang