Ilsa menyeret kopernya keluar dari stasiun. Dia hari ini pulang ke Semarang. Sejak kejadian yang menimpa dirinya di cafe Grandhill, paginya Ilsa mulai mengemasi semua barangnya. Dia mengurus semua kepindahannya. Dia mengirim barang yang masih dibutuhkannya melalui jasa ekspedisi, sedangkan yang lainnya dia bagikan ke tetangga, dibuang, dan dijual. Ilsa juga mengganti nomor ponselnya. Dia benar-benar ingin memulai hidup baru.
Ilsa disambut dengan para sopir yang menawarkan jasa antar di pintu keluar. Stasiun Tawang sore ini ramai. Dilihatnya para penumpang yang ingin pergi dan pulang. Beberapa penumpang berfoto ria di depan stasiun bersama teman-temannya. 'Mungkin perpisahan' tebak Ilsa. Indahnya masa remaja. Ilsa kembali fokus dengan jalannya. Ilsa memesan jasa antar dari sopir yang menawarinya di pintu keluar.
Ilsa memantapkan hati untuk memulai hidup barunya di Semarang. Dia akan meninggali rumah neneknya di pojok kota. Kebetulan neneknya punya dua rumah. Satunya adalah rumah tempat tinggal Ilsa dan neneknya saat masih hidup. Rumah itu sudah dijual untuk menebus hutang yang dimiliki adik neneknya. Sebelum meninggal, neneknya sudah memberi pengertian kepada Ilsa, bahwa rumah itu akan dijual buat membayar hutang adiknya. Saat itu Ilsa marah besar. Bagaimana bisa neneknya menjual rumahnya yang punya banyak kenangan hanya demi melunasi hutang adiknya? Keputusan neneknya tidak bisa dia bantah. Ilsa mengikhlaskannya. Toh juga bukan rumahnya. Dan setelah kematian neneknya, rumah itu dijual. Ilsa mendapatkan warisan rumah kecil di pojok kota. Rumah pertama neneknya dari hasil kerja dulu, sebelum neneknya tinggal bersama kakeknya.
Jalanan di Kota Semarang hari ini ramai dan padat tetapi tidak sepadat Jakarta. Maklum jam pulang kerja. Ilsa memandangi gedung-gedung di sekitar jalan. Walaupun gedung-gedung itu tidak setinggi gedung-gedung di Jakarta tetapi tetap saja indah. Mata Ilsa tertuju ke bangunan di tengah kota. Lawang Sewu. Dulu waktu masih sekolah Ilsa sering datang ke tempat itu. Dia menyukai sejarah dan yang berbau vintage. Kadang dia hanya duduk ditengahnya dan menikmati pemain musik yang selalu menghibur pengunjung.
Ilsa tersenyum membayangkan masa sekolahnya dulu. Saat yang dia tahu hanya bermain, belajar, dan jatuh cinta secara diam-diam. Tidak seperti dewasa ini. Semuanya rumit. Masalah makin pelik. Ingin Ilsa memutar waktu menikmati masa mudanya dulu yang penuh kemunafikan, tetapi menyenangkan.
Ilsa tersenyum getir saat ini. Bagaimana kehidupan yang dulu indah, meski tanpa kedua orang tua, sekarang berbanding terbalik. Kehidupan Ilsa makin menyedihkan setelah kepergian neneknya. Ilsa mengalihkan pikirannya dengan menikmati pemandangan Kota Semarang. Dia tidak ingin berpikir negatif supaya kejadian itu tidak memenuhi pikirannya lagi. Kalau boleh minta, Ilsa minta kali ini untuk amnesia. Dia ingin melupakan hal menyakitkan dalam hidupnya.
Taxi yang ditumpangi Ilsa berjalan memutari Simpang Lima dan berjalan kearah Selatan. Tadi dia meminta sopir untuk melewati Simpang Lima. Sekalian ingin keliling, sebelum tiba di rumah. Ilsa menikmati perjalanannya kali ini. Hatinya dimantapkan akan memulai hidup baru disini.
~~~
Di kota lain, tepatnya di Jakarta, Anta berkutat di depan laptopnya. Pikirannya kacau. Dia tidak melihat Ilsa beberapa hari ini setelah kejadian malam itu. Dia tahu kalau Ilsa sudah benar-benar keluar karena dia sendiri yang mengijinkan. Tetapi entah kenapa hatinya gundah gulana. Kalaupun dia bertemu dengan Ilsa, entah apa dia bisa mengontrol dirinya sendiri atau tidak. Mungkin yang ada hanya sikap menyakitkan darinya.
Anta tidak tahu dengan perasaannya saat ini. Lebih tepatnya dalam hatinya yang paling terdalam. Dia kadang menyesali perbuatannya tanpa dia sadari. Tetapi, ego terus menyerangnya. Dia pria berprinsip. Meski hatinya mengatakan tidak, dia akan tetap mengikuti pikirannya.
Anta memijat pangkal hidungnya. Menghilangkan semua yang berkecamuk dalam pikirannya. Dering ponsel menghentikan kegiatannya, nama mamanya muncul dilayar ponsel berwarna hitam itu. Anta menggeser tombol berwarna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Hurt
Romance[COMPLETED] ~Tahap Revisi~ Bagaimana hidup Ilsa berubah total karena kejadian yang bahkan dia tidak punya salah. Hidupnya terus dihantui trauma. Dia diancam kakak sahabatnya sendiri hingga diperkosa. Bahkan dia harus mengandung anak dari kekejaman k...