Hari ini cuaca sangat cerah. Tanpa awan yang menghiasi langit. Tumben sekali Jakarta cuacanya secerah ini. Ditambah diiring-iringi angin sepoy-sepoy yang memanjakan setiap manusia yang tinggal di bumi.
Ilsa memejamkan matanya menikmati udara yang entah kenapa hari ini begitu menyegarkan walaupun matahari sudah menampakan wajahnya. Dia duduk di kursi balkon rumahnya.
Ilsa mengelus perutnya yang sudah besar sambil mendengarkan musik yang dia play dari handphonenya. Perutnya memang terlihat lebih besar dibanding-banding ibu hamil lainnya. Dia mengandung anak kembar. Ah betapa bahagianya Ilsa dan Anta saat tahu mereka akan memiliki anak kembar.
Usapan halus diperut Ilsa terasa. Dia membuka matanya dan melihat Anta yang sudah berjongkok disampingnya sambil mengelus perutnya.
"Hai sayang" Anta menatap lembut Ilsa dan kemudian mencium perut Ilsa pelan. Ada balasan dari dalam perut Ilsa membuat Ilsa meringis.
"Uh kayaknya anak ayah mau ngasih salam buat ayah nih"
Ilsa terkekeh. "Iyaa ini ayah" jawabnya dengan dibuat seperti anak kecil.
Anta ikut terkekeh. Dia berdiri diikuti Ilsa. "Aku mau berangkat nih Nda, kamu kalau capek istirahat saja" Anta sekarang suka memanggil Ilsa bunda, katanya biar seperti suami istri lainnya.
"Iya mas, mau duduk-duduk ditaman dulu"
Ilsa mengantar Anta menuju depan rumah. "Kamu jangan capek-capek, nanti kalau Krystal ngerengek minta kamu yang mandiin, nanti kamu anter dia ke kamar mandi jangan ikut masuk biar Bi Rusti yang mandiin, oke" Ucap Anta sebelum masuk ke dalam mobilnya. Ilsa hanya mengangguk menanggapi ucapan Anta. Anta mencium dahi Ilsa sebelum pergi.
Sepergian Anta, Ilsa kembali ke dalam rumah. Dia mau duduk di kursi taman terlebih dahulu. Ilsa paham kenapa Anta melarangnya mengerjakan apapun terutama memandikan Krystal. Dia pernah nekat mandiin Krystal saat mau keluar dia terjatuh. Untung saja dia tidak kenapa-napa. Sejak saat itu, Ilsa tidak diperbolehkan mengurus pekerjaan rumah. Bi Rusti diminta Mama Raisa pindah ke rumah Anta.
"Ital mandi sama Bi Rusti yuk" suara dari dalam rumah membuat Ilsa mengalihkan perhatiannya dari melihat pohon apelnya yang kecil tapi sudah mulai berbuah.
"Ndak mauuu, mau samaaa bundaaaa!"
Mendengar teriakan Krystal dari dalam, membuat Ilsa masuk ke dalam rumahnya. Krystal berlari kearah Ilsa. "Ital mau bundaa yang mandiin ya nda" Krystal menatap Ilsa dengan menggoda.
"Bunda bawa adik Ital, nanti bunda kesulitan. Tapi bunda anter ke kamar mandi ya, nanti yang mandiin Bi Rusti, bunda tunggu di luar deh, ya" Ilsa mencoba memberi pengertian tapi Krystal cemberut.
Ilsa tersenyum tipis dan mencoba berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Krystal. "Krystal, liat bunda, bunda jongkok gini aja sulit, disini ada adik kamu" tunjuk Ilsa ke perutnya. Krystal mengikuti arah telunjuk Ilsa.
"Kalau bunda nanti mandiin Ilsa, bunda ga bisa jongkok, nanti kalau ga bisa jongkok, Ilsa nanti mandinya ga bersih, kalau ga bersih nanti badannya jadi bau, kalau bau, Ital ga cantik nanti, kan Ital nanti mau pergi sama ayahkan?" Krystal mengangguk pelan.
"Nah, biar Ital cantikkan mandinya harus bersih, sedangkan bunda mau jongkok aja susah, Ital dimandiin Bi Rusti dulu ya" Ilsa menjelaskan dengan nada pelan. Krystal akhirnya mengangguk.
Bu Rusti mengajak Krystal mandi sedangkan Ilsa kembali melihat kebun belakang rumahnya. Mau cari kalau ada buah atau sayuran yang layak dipetik.
20 menit sudah Ilsa berjalan melihat kebunnya. Tiba-tiba dia merasakan perutnya sakit.
"Akh!" Seru Ilsa kesakitan. Dia memegang perutnya.
"Bhiikh!" Teriaknya dengan suara lirih. Bi Rusti yang sedang menyiapkan makanan buat Krystal, berlari ke arah belakang karena mendengar suara Ilsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Hurt
Romance[COMPLETED] ~Tahap Revisi~ Bagaimana hidup Ilsa berubah total karena kejadian yang bahkan dia tidak punya salah. Hidupnya terus dihantui trauma. Dia diancam kakak sahabatnya sendiri hingga diperkosa. Bahkan dia harus mengandung anak dari kekejaman k...