Hujan lebat mengguyur Kota Semarang sore ini. Ilsa merapatkan jaket yang dia pakai. Akhir-akhir ini Semarang diguyur hujan deras, hingga membuat Semarang yang biasanya bercuaca panas, kali ini sangat dingin.
Ilsa duduk di kursi dalam tokonya bersama Krystal yang sedang dia peluk. Dia menunggu taxi online yang dipesannya. Selama musim hujan, Ilsa jarang berpergian menggunakan motor. Dia lebih suka menggunakan transportasi umum. Setelah kejadian 3 tahun silam saat dirinya balik dari kantor dan ada yang menabraknya, Ilsa sudah tidak mau nekat menggunakan motor saat hujan.
Tidak lama kemudian, taxi pesanannya datang. Ilsa menggendong Krystal dan memasuki taxi online yang parkir tepat depan tokonya. Tadi Ilsa ada pekerjaan di toko yang membuatnya harus pulang sore. Dia sekarang sering pergi ke toko.
Semarang kalau hujan lebat gini pasti banjir. Ilsa harus sabar menunggu karena macet yang disebabkan banjir. Beberapa sahutan klakson memenuhi jalan raya. 'Kenapa sih orang-orang tidak bisa sabar? Sudah tau banjir gini' Gerutu Ilsa dalam hati. Dia paling sebal kalau orang menghidupkan klakson karena tidak sabar.
Saat mobil berbelok kearah kanan, beberapa ratus meter di depan terjadi kemacetan yang lebih parah. Ilsa melihat mobil ambulan yang berbunyi dan melaju melewati kemacetan.
"Waduh kayaknya ada kecelakaan mbak" ucap sopir taxi.
"Iya kayaknya pak, hati-hati aja ya pak" pinta Ilsa. Bapak sopir taxi mengangguk.
Setelah lebih dari 15 menit macet, akhirnya taxi Ilsa melewati tempat kecelakaan. Ilsa melihat bagaimana mobil yang kecelakaan penyok karena bertabrakan dengan truk. Ilsa meringis melihatnya. Dia menggelengkan kepalanya mengusir rasa takut yang tiba-tiba menyelimutinya.
"Unda apa tuu" Krystal mencoba menengok dari dalam mobil. Segera mungkin Ilsa menjauhkan Krystal supaya tidak melihat kecelakaan itu. Dia tidak ingin Krystal melihat hal itu dan membuatnya trauma.
"Oh itu tadi ada barang jatuh berserakan di jalan" bohong Ilsa. Krystal mengangguk saja.
Mobil yang ditumpangi Ilsa berhenti di depan rumahnya. Dia tadi harus menempuh perjalanan hampir 1 jam karena macet parah. Untung saja dia sampai dengan selamat. Ilsa segera turun dari taxi, dia sudah membayar lewat e-money. Tidak lupa Ilsa juga mengucapkan hati-hati.
Ilsa mendudukan Krystal di sofa. Dia juga ikut duduk di sofa. Mereka beristirahat sebentar sambil makan cemilan belum ada niat untuk mandi.
Bunyi ponsel terdengar dari dalam tasnya. Ilsa melihat Tante Raisa menelponnya. 'Tumben' batinnya.
"Hallo Tan" sapa Ilsa
Terdengar suara isakan dari seberang. Ilsa memiliki firasat buruk. "Saa..." Tante Raisa menangis.
"Ada apa Tan?" Tanya Ilsa khawatir.
"A-anta Sa, A-antaa..."
Ucapan Tante Raisa yang berhenti karena tangisan membuat Ilsa makin tidak karuan. "Tan kenapa Kak Anta tan??"
"A-anta kecelakaan Sa"
Ilsa membekap mulutnya. Air mata tiba-tiba meluncur dengan sendirinya. Saat ini waktu seakan berhenti. Hati Ilsa bergemuruh dengan hebatnya.
Dengan cepat Ilsa memesan taxi online lagi. Dia langsung mengajak Krystal tanpa menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut kecil itu. Ilsa menatap keluar jendela melihat derasnya hujan yang masih mengguyur. Air matanya terus mengalir dengan sendirinya. Hatinya terus merapalkan doa-doa.
Tadi dia mendengar kabar dari Tante Raisa bahwa Anta mengalami kecelakaan di Semarang dan dilarikan ke Karyadi. Tante Raisa memintanya untuk datang ke rumah sakit karena tidak ada penerbangan yang cepat dari Jakarta, apalagi ada penundaan penerbangan di semua maskapai karena cuaca yang tidak mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Hurt
Romance[COMPLETED] ~Tahap Revisi~ Bagaimana hidup Ilsa berubah total karena kejadian yang bahkan dia tidak punya salah. Hidupnya terus dihantui trauma. Dia diancam kakak sahabatnya sendiri hingga diperkosa. Bahkan dia harus mengandung anak dari kekejaman k...