Part 47

27.6K 1K 1
                                    

Ilsa memutuskan untuk menenangkan diri selama seminggu di apartemen yang dibeli Anta. Anta membelinya khusus untuk Ilsa. Dan selama itu Anta tidak pernah berkomunikasi dengan Ilsa.

Krystal sendiri saat ini dirawat oleh Anta dan mamanya. Awalnya Mama Raisa heran kenapa Ilsa tidak bersama Anta saat mengantarkan Krystal. Dia juga kaget karena Ilsa meminta waktu untuk menenangkan diri. Mama Raisa syok dan takut kalau Ilsa bakal menjauh, tapi Anta meyakinkan mamanya, bahwa pernikahan mereka baik-baik saja. Hanya saja, Ilsa masih butuh waktu dengan kondisinya saat ini.

Anta diam-diam memasang cctv di apartemen Ilsa untuk memantau istrinya. Dan selama itu yang dilakukan Ilsa hanya merenung, masak dan makan, tidur. Ilsa menjadi lebih diam disana. Anta tahu bahwa Ilsa punya banyak pikiran. Dia makin merasa bersalah akan kondisi Ilsa saat ini.

Suara pesan masuk di handphone Anta terdengar. Anta mengambilnya dan melihat siapa yang mengirim pesan itu.

Mas, bisa jemput aku nanti?

Sebuah pesan singkat tetapi bisa membuat Anta menghangat seketika. Dia sungguh rindu dengan istri kecilnya itu. Anta segera membalas pesan itu

Ok, nanti aku jemput kabarin kalau sudah siap

Suasa hati Anta berubah dengan cepatnya. Dia berharap waktu akan tiba-tiba terskip hingga dia menjemput istri kecilnya itu. Wanita yang sudah memporak-porandakan hatinya. Dan Anta baru sadari, dia jatuh cinta ke Ilsa bukan saat setelah kejadian itu. Tapi, Anta ternyata sudah memendam rasa kagum sejak lama. 

Saat pertama kali bertemu Ilsa, Anta hanya menanggapi biasa saja. Hingga perasaannya tumbuh saat Faya memintanya mengantarkan ke sebuah panti bersama Ilsa. Anta sedikit kaget mendengar permintaan Faya, dia anti pergi ke panti asuhan. Adiknya itu seperti wanita lain di luar sana yang lebih suka menghabiskan waktunya ke mall, makan di restoran, atau pergi liburan ke tempat lain estetik lainnya. Setelah akhirnya Anta tahu perubahan Faya menjadi lebih baik karena Ilsa.

Ilsa telah membuat perubahan besar pada adiknya. Ilsa membuat adiknya lebih bisa memaknai hidup dan peduli pada sekitar. Anta kagum dengan Ilsa. Dia wanita unik yang pernah Anta temui. Beberapa kali Anta ikut pergi bersama Faya dan Ilsa, dan selalu setiap itu, Anta kembali dibuat kagum dengan Ilsa. 

Anta sungguh bodoh karena baru menyadari bahwa dia jatuh hati dan cinta ke Ilsa saat setelah pelecehan yang dia lakukan. Oh tidak, dia benar-benar baru sadar saat dia kembali bertemu dengan Ilsa. Kalau dipikir lagi, dia sangat menyesal pernah mengambil keperawanan Ilsa secara paksa.

Anta menatap layar laptopnya yang memperlihatkan Ilsa sedang berkemas. Di wajah yang manis khas orang Jawa itu, dilihatnya wajah Ilsa sudah tidak semurung sebelumnya. Anta terus mengamati kegiatan Ilsa hingga waktu rapat dimulai.

~~~

Ilsa memutuskan untuk mencoba saran dr. Rina. Dia membutuhkan waktu seminggu benar-benar untuk menenangkan dirinya. Kemarin dia sempat ke-trigger akan pelecehan yang pernah dia dapatkan. Dia kembali ingin sekali marah ke Anta. Ada perasaan berat yang tiba-tiba menusuk hatinya.

Selama itu juga, dia berkomunikasi dengan dr. Rina, meminta solusi dan bercerita apa yang dia rasakan saat itu. Setelah menenangkan diri dan memantapkan diri, dia akan memaafkan semuanya di masa lalu. Dia akan menyembuhkannya bukan hanya menutupnya dan berpura-pura tidak pernah terjadi. Dia akan berusaha lagi menerima Anta sepenuhnya.

Ilsa mengambil sebuah foto cetak yang selalu dia bawa. Foto itu menampilkan dirinya, Anta dan Krystal yang sedang berfoto di studio setelah pernikahan mereka. Ah, mengingat Krystal, dia sungguh rindu Krystal. Anaknya yang paling cerewet. Bagaimana kabar dia? Semoga baik-baik saja.

Ilsa melihat kalender di ponselnya. Dua minggu lagi ulang tahun Krystal. Dia perlu berbicara dengan Anta. Saat umur Krystal 2 tahun, Ilsa merayakan bersama anak panti, dan Krystal sungguh senang sekali. Kali ini, dia juga ingin merayakan dengan anak panti. Ah lagi lagi mengingat panti, dia rindu juga sama anak-anak panti di Semarang yang sudah ikut menjadi bagian hidupnya.

Kemarin saat berkunjung ke Semarang, Ilsa tidak sempat pergi ke panti karena memang waktunya yang tidak banyak. 

~~~

Sore sudah tiba. Ilsa menyeret koper kecilnya keluar apartement. Dia meminta Anta untuk menjemputnya jam 4 sore, karena pria itu memang bekerja sampai jam 4. Ilsa memutuskan untuk menunggu di taman apartement.

Suara deru langkah menghampiri Ilsa dengan terburu-buru. Anta berlari dari mobilnya menuju tempat Ilsa menunggu. Ilsa tersenyum melihat Anta. 

Saat sampai di dekat Ilsa, Anta langsung memeluk erat Ilsa. Pelukan dia seolah menyiratkan tidak ingin Ilsa pergi jauh darinya. 

"Mas lepasin" ucap Ilsa merasa sesak akan pelukan Anta. Dia menepuk tangan Anta keras. Anta segera melepaskan pelukannya dan menatap sendu ke Ilsa.

"Aku kangen banget sama kamu sayang, rasanya ditinggal kamu seminggu ini membuatku gabisa bernafas" ujar Anta dramastis. Membuat Ilsa mencebik.

"Alay ih" 

"Serius aku" Anta menatap lekat mata Ilsa. Ilsa melihat itu seketika terdiam. Dia melihat mata Anta yang hanya ada keseriusan.

Ilsa mengusap wajah Anta. Kalau dilihat, wajah Anta terlihat sedikit tidak terurus. Ada kantung mata yang tercetak jelas diwajahnya. "Maafin aku ya mas" ucap Ilsa agak menyesal.

Anta tidak langsung menjawab dan malah memeluk Ilsa. Kali ini pelukannya tidak seerat tadi. "Ga usah minta maaf, kamu ga salah" 

Anta melepaskan pelukannya dan menatap Ilsa lagi. "Udah baikkan?" Tanya Anta.

Ilsa mengangguk. "Udah, udah lebih baik, dan semoga akan lebih baik kedepannya"

Anta tersenyum. Di kecupnya dahi Ilsa. "Pulang ya?" Tawar Anta yang tidak perlu mendapatkan persetujuan Ilsa. Mereka berjalan menuju ke mobil.

"Mas" panggil Ilsa pelan.

"Hm?"

"Kita lakuin saran dari dr. Rina ya" Ilsa menatap Anta dari samping.

Anta menepikan mobilnya, kemudian memandang Ilsa dan menggenggam erat tangan Ilsa. "Sa..., aku gamau kamu memaksa diri untuk melakukan"

Ilsa menatap tangan Anta dan menepuk pelan punggung tangan Anta, kemudian beralih menatap mata Anta. "Aku melakukan bukan karena memaksa diriku, aku mau sembuh"

Anta menatap mata Ilsa yang penuh keyakinan. Aku menipiskan bibirnya. "Baiklah kalau itu emang itu ga memaksamu. Kita lakuin ya. Aku akan lakuin dengan pelan sesuai saran dr. Rina. Dan kalau tubuhmu menolak bilang saja, jangan dipaksa, kita lakuin pelan-pelan" ucap Anta.

Ilsa mengangguk. Anta mendekat ke Ilsa dan perlahan bibirnya menyatu di bibir Ilsa. Ciuman itu awalnya pelan tapi lama kelamaan menuntut. Tangan Anta mulai meraba tubuh Ilsa, dan sampai di aset atas Ilsa. Anta sedikit meremas dan tiba-tiba tubuh Ilsa menegang. Anta segera melepas tangannya.

Ilsa menatap sendu Anta. "Kita lanjutin di rumah" ucapnya pelan.

Anta menatap heran ke Ilsa. "Mas Antakan bilang mau pelan-pelan. Kita lakuin pelan-pelan hingga tubuhku menerima semua" jelas Ilsa.

Anta menghela nafasnya. Dia tidak bisa menang jika Ilsa keras kepala seperti ini. Tapi, ini juga keuntungan buat Anta sih, dia sudah menahan begitu lamanya.

Anta kembali melanjutkan mobilnya menuju rumah orang tuanya menjemput Krystal terlebih dahulu. Anak itu sudah sekian lama tidak bertemu Ilsa dan Antapun bertemu saat pulang kerja dan saat dirinya berangkat kerja, Krystal bersama mamanya.

Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang