Part 43

27.2K 1.1K 6
                                    

Ilsa duduk di sisi ranjang dan menautkan jari jemarinya. Dia sangat gugup malam ini. Ilsa sedang menunggu Anta yang sedang mandi. Hari ini dia resmi menjadi istri dari Anta. Ilsa masih tidak menyangka bahwa dirinya bisa menerima Anta.

Tanpa disadari, Ilsa tersenyum sendiri.

Krystal sudah pulang ke rumah bersama Mama Raisa. Dia sangat rindu Krystal. Sejak akad di Semarang dia jarang ada waktu untuk bermain dengan Krystal. Bahkan hari ini, Ilsa tidak sempat berbincang dengan Krystal. Semoga anak-anak itu baik-baik saja.

Anta keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang menutupi asetnya. Ilsa sempat terpukau dengan tubuh Anta karena yang begitu sempurna ditambah dengan air yang turun bebas ke dadanya. Ilsa yang sadar langsung mengalihkan tatapannya. Pipinya sekarang seperti kepiting rebus saking malunya.

Anta yang mengetahui Ilsa menatapnya dengan terpukau, dengan sengaja mendekati Ilsa dengan gerakan sensual. Dia berdiri di depan Ilsa. Ilsa mendongakan wajahnya, tapi sesaat matanya terpaku dengan aset Anta. Ilsa segera memalingkan wajahnya. Anta tersenyum geli.

"Udah sana mandi" ucap Anta sambil mengelus puncak kepala Ilsa. Ilsa mengangguk tanpa menoleh kearah Anta dan langsung berlari kecil ke kamar mandi.

Saat mau membuka pintu kamar mandi, Ilsa berhenti sejenak dan membalikkan badannya menatap Anta. "Kak Anta" panggilnya pelan. Anta menoleh.

"Ilsa boleh ga, ganti manggil kakak dengan mas?" Tanyanya malu-malu. Anta menaikkan alisnya. Tapi, kemudian dia mengerti maksud Ilsa. Anta mengangguk semangat.

Ilsa tersenyum malu. "Makasih mas" cicitnya pelan yang masih terdengar oleh Anta. Ilsa langsung saja masuk kedalam kamar mandi. Ada apa dengan dirinya sih? Kaya anak muda yang lagi jatuh cinta aja. Ilsa memegangi pipinya. 

Anta yang melihat sikap Ilsa barusan tersenyum geli. Dia gemas dengan Ilsa. Ingin rasanya saat ini juga dia terkam Ilsa. Sabar, sabar. Nanti setelah Ilsa selesai mandi saja. Mebayangkan Ilsa yang berada dibawahnya, membuat Anta kepanasan. Dia berjalan mondar-mandir untuk mengurangi rasa panas dalam dirinya. Dia pastikan nanti akan melakukan dengan lembut, tidak seperti pertama kali dia mengambil keperawanan Ilsa.

Ilsa menatap dirinya dari cermin. Dia mengigit bibirnya karena gugup. Gimana ini? Dia tidak berani keluar. Ilsa mengenakan dress tipis berbahan satin. Tadi dia disaranin Dara menggunakan lingerie yang Dara kasih tapi, Ilsa tidak jadi mengenakan karena baju itu sangat seksi. 

Ilsa menarik nafasnya dalam-dalam. Dia membuka pintu kamar mandi. Anta sudah berbaring di keranjang sambil menonton televisi. Anta melihat Ilsa yang keluar dari kamar mandi segera duduk dengan tegap. Ilsa berjalan pelan menuju keranjang. Dia duduk di keranjang dengan tubuhnya menyandar ke kepala ranjang. Ilsa dari tadi menunduk karena malu.

Anta mengusap kepala Ilsa lembut. "Sa" Panggil Anta pelan dan lembut.

Ilsa mendongak. Jantungnya kali ini berdegup sangat kencang. Ilsa tahu apa yang akan dikatakan Anta. "Boleh ya?" Tanya Anta.

Benarkan? Ilsa memejamkan mata sebentar kemudian mengangguk pelan. Anta tersenyum. Dia segera membaringkan Ilsa dengan pelan.

Anta mencium dahi Ilsa sangat lama. Dia ingin menyalurkan kehangatan dalam dirinya terlebih dahulu. Kemudian Anta mencium keuda mata Ilsa dan pipi Ilsa. Anta berhenti sejenak menatap Ilsa. Dipandanginya wajah wanita yang resmi menjadi istrinya ini. Anta merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Ilsa. 

Ilsa menatap Anta dengan degup jantung yang tidak karuan. Ilsa mengigit bibirnya. Anta melihat bibir Ilsa dengan tergoda. Jari ibunya mengelus bibir Ilsa pelan, kemudian perlahan mendekat. Anta menempelkan sejenak bibirnya dengan bibir Ilsa, dan baru mulai perlahan melumat. Dari lumatan lembut hingga menjadi menuntut. 

Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang