----Terhitung sudah hampir seminggu mereka masih saling menghindar. Baik Jisoo maupun Taehyung mulai jarang sekali berada di kamar kostnya. Jika Jisoo bekerja, maka waktunya Taehyung untuk bersantai membersihkan kamar dan memasak.
Mereka sudah jarang lagi makan bersama. Taehyung selalu menyisihkan nasi dan lauk untuk Jisoo sebelum ia pergi. Tak lupa dengan bekal yang biasanya gadis itu bawa.
Dan Jisoo tidak akan segera pulang, jika melihat jendela kamar kostnya terbuka. Itu menandakan bahwa Taehyung masih disana. Maka gadis itu memilih untuk menunggu si lelaki pergi, di bangku taman yang tak jauh dari kost mereka.
Sebenarnya tak ada rasa benci yang menghinggapi keduanya. Hanya malu, tak tahu akan bagaimana ketika saling berhadapan. Melihatnya saja, membuat keduanya secara spontan mengingat kejadian itu.
“Masih belum pulang?” Tanya Jimin yang melihat Jisoo sedang berjongkok di lorong sepi. Gadis itu segera bangkit membenarkan seragamnya yang lusuh.
“Belum.” Ia menjawab dengan nada kecil sembari berpikir akan kemana lagi setelah ini. Hari masih terlalu sore untuk pulang, dan Taehyung pasti sedang tertidur di kamarnya.
“Aku melihat Taehyung bersama pak Seokjin. Sepertinya dia menunggumu.” Dan matanya total melebar mendengar ucapan Jimin.
Langkahnya buru-buru mengintip jendela kaca yang menampilkan Taehyung dan Seokjin tengah duduk di kursi pelanggan dengan dua gelas cappucino disana. Kim Jisoo bersembunyi lagi saat netra Taehyung tak sengaja menangkapnya membuat pola kerja jantung Jisoo berdegup tak karuan.
“Hey, ada apa?” Jimin bertanya sebab merasa aneh melihat tingkah laku rekan kerjanya itu. “Kau seperti habis melihat setan.”
“Kau mau kemana?”
“Pulang. Kita ‘kan satu shif.”
“Jimin, aku ikut kau ya?”
“Hah?”
Jisoo memohon, menyatukan kedua tangannya di hadapan Jimin —sampai bersimpuh berharap pemuda itu mengabulkan keinginannya.
Masalahnya adalah, untuk apa Jimin membawa Jisoo ke rumah. Yang ada akan muncul gosip di sekitar rumahnya, yang mengira Jisoo adalah pacar Jimin. Padahal Jimin sendiri sudah memiliki kekasih.
Tempat tinggal Jimin sangat berdempetan dengan yang lainnya. Belum lagi tetangga disana terkenal suka membuat gosip. Dan membawa Jisoo bersamanya bukanlah ide yang bagus.
“Ada Taehyung menjemputmu. Kenapa tidak pulang bersamanya saja?”
“Kami sedang bertengkar. Aku mohon, tolong aku Park Jimin…”
Jimin mengusap keningnya kasar, berpikir sejenak untuk membantu temannya. Hingga kemudian ia mengangguk—sedikit tidak yakin. Hal itu mendapat reaksi berlebihan dari si gadis, sampai ia bersujud di hadapan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Roommate [vsoo]
Fanfiction🔞 Jisoo tidak pernah menduga bahwa teman sekamarnya adalah pria yang baik hati.