Chapter 3

3K 411 47
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



———

Ayumi Cafe

Cafe bernuansa hangat itu menjadi tujuan utama Taehyung dan Jisoo. Terletak di pinggir jalan yang tak jauh dari kediaman mereka, cukup menempuh lima belas menit dari kost bibi Han. Beruntung sekali Taehyung kenal dekat dengan pemilik cafe—yang tak lain adalah seniornya saat sekolah dulu.




Kim Seokjin dengan senang hati menerima kedatangan Kim Jisoo, walaupun ia sedikit tidak yakin dengan gadis itu. Menurutnya, gadis seperti Kim Jisoo tidak cocok bekerja sebagai pelayan cafe. Ia memiliki fisik indah dengan paras jelita yang akan lebih cocok jika dijadikan sebagai model. Belum lagi stylenya terlihat sangat kekinian dengan pakaian bermerk. Sampai Seokjin mengira bahwa bukan Jisoo gadis yang Taehyung maksud.




“Kau bertemu dia dimana?” Kim Seokjin membuka suara selagi Taehyung menikmati cappucino yang baru disuguhkan. Matanya memandang Kim Jisoo dari jauh tengah mendengarkan Wendy yang menjelaskan sistem kerja di tempat ini.



“Kami tinggal bersama.”




“Pacarmu?” Lelaki berkumis tipis itu berdecak, memandang Seokjin kesal.




“Kenapa setiap wanita yang dekat denganku kau kira pacar? Aku tak semudah itu jatuh cinta, Hyung.” Seokjin terkekeh, menepuk bahu yang lebih muda dengan pelan.




“Aku hanya bertanya. Kau sensitif sekali, huh?”




“Dia teman sekamarku di tempat kost yang kami tinggali. Datang dari Daejeon, meminta padaku untuk mencari kerja,” jelasnya.




Wah! Beruntung sekali bisa memiliki teman kamar seorang gadis. Cantik pula. Aku tak yakin apakah setiap malam kau bisa tidur dengan tenang?”




“Apa yang perlu dipikirkan? Kami tidur di ranjang yang berbeda.” Terang Taehyung tak mau kalah.




Ya ya ya. Lagipula kalau satu ranjang tidak masalah. Kau ‘kan sedang sendiri.”




“Sembarangan.” Lelaki berambut hitam itu tertawa mendengar ucapan juniornya. Siapa tahu bukan? Lagipula mustahil jika Taehyung sanggup menahan iman. Ia bukanlah lelaki alim yang taat beribadah. Seokjin paham betul bagaimana dirinya saat bersama Taeri.




Lalu mata hitam lelaki dua puluh tujuh tahun itu kembali merujuk pada gadis mungil yang tampangnya seperti orang kelelahan. Belum satu jam bekerja, wajahnya sudah kusut. Sebenarnya Seokjin harus berpikir dua kali untuk menerima Kim Jisoo, kinerja gadis itu tidak seperti yang Seokjin harapkan. Kasarnya, ia terlalu lambat. Bahkan Seokjin harus belajar bersabar saat gadis itu menumpahkan minuman yang baru saja Jimin buat.




My Roommate [vsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang