Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----
Manik hazel seorang gadis berpijar kala memandang lautan biru membentang indah dari jendela kamarnya. Sepuluh menit yang lalu mereka baru saja tiba di Lotte Hotel Jeju. Belum sempat membongkar kopernya, Jisoo lebih dulu asyik menikmati pemandangan dan fasilitas yang diberikan hotel ini. Tak luput mengabadikannya dengan ponsel, seperti yang dilakukan para gadis masa kini.
Berbeda dengan Jisoo yang sangat bersemangat, Kim Taehyung justru terlihat lemas. Pemuda itu berbaring tak berdaya di atas ranjang dengan mata terpejam, namun Jisoo paham jika ia tidak sedang tidur.
“Taehyung, Taehyung... aku lapar,” keluh Jisoo saat merasakan perutnya berbunyi. Memang sedari tadi Taehyung lupa membelikan gadis itu makan, berjanji jika akan makan selepas sampai di hotel nanti. Namun rupanya Taehyung melupakan janji itu. Memilih untuk langsung memasuki kamar dan merebahkan dirinya.
Ia mendesah berat, dengan mata terpejam menyahuti Jisoo. “Mandi dulu ya? Sebentar lagi kita pergi jalan-jalan.”
Terdengar sorakan dari bibir si gadis. Taehyung bisa mengira bahwa ia melompat girang karena bahagia. Lalu tak lama kemudian, riuh berisik itu menjadi senyap. Berganti dengan gemericik suara air yang terdengar tak jauh dari kamarnya. Tanpa membuka mata pun Taehyung tahu jika gadis itu sedang membersihkan diri.
Maka untuk sekejap Taehyung memanfaatkan waktu untuk tertidur. Mengistirahatkan tubuh dan otaknya setelah dua malam ia tak bisa terlelap sebab memikirkan Taeri.
Ah, lelaki itu masih terus berpusat pada dunia yang telah lama meninggalkannya. Sejujurnya Taehyung lelah, namun ia tak tahu bagaimana caranya agar semua tentang Taeri sirna. Ia tak tahu apakah besok akan siap melihat gadis yang dicintai berjalan di atas altar bersama pria lain. Mengucapkan janji suci sehidup semati lalu diakhiri dengan ciuman indah yang ditonton ratusan tamu undangan. Taehyung bisa membayangkan bagaimana perasaannya. Bahkan sakitnya bisa ia rasakan saat ini, ketika perih menjalar begitu cepat ke seluruh tubuh, terlebih pada hatinya.
Namun kali ini, Taehyung tak lelah untuk mencoba belajar menerima takdir. Bahwasanya memang Taeri bukanlah miliknya.
Entah mengapa hidungnya terasa perih, tanpa sadar cairan bening menetes dikala matanya masih terpejam. Taehyung memang seorang lelaki, namun dengan cinta Taehyung akan lemah. Cintanya pada Taeri tidak pernah main-main, walaupun mungkin orang lain selalu menganggapnya tidak pernah serius dalam hubungan.
Disaat dirinya tengah menikmati rasa sakit yang mengoyak, ia terkesiap kala mendengar teriakan menggelegar dari kamar mandi. Taehyung beranjak cepat dari ranjang dengan kasar menghapus air mata pada wajahnya.
“Jisoo? Hey, ada apa?” mengetuk pintu dengan kencang, Taehyung juga tak henti meneriakkan nama Jisoo untuk memastikan keadaan gadis itu.
Dan yang terjadi setelahnya, Jisoo melompat ke arahnya dengan badan basah kuyup. Beruntung saja ada bathrobe yang membungkus tubuh telanjangnya.