———
Kim Jisoo spontan menghentikan derap langkahnya ketika melihat seorang pemuda sedang menunggunya di depan gedung.
Pemuda yang memiliki mata bulat dengan pandangan yang tak pernah berubah ketika menatapnya. Yang membuatnya sial, ketika jantung Kim Jisoo berdegup kencang saat pemuda itu mengikis jarak dan berhenti tepat di hadapannya.
Jeon Jungkook menghela napas panjang, sebelum tangannya mengulur dan berhenti pada bahu Kim Jisoo.
"Kurasa kita impas sekarang. Aku melihatmu malam itu, bersama Taehyung." Sudut bibirnya terangkat tipis diikuti dengan jemari yang merambah naik pada dagu gadis itu. "Aku bahkan belum pernah menyentuhmu sama sekali. Kulihat kau punya pengalaman dengan hal itu."
Kim Jisoo segera menepis tangan Jungkook, mendorong pemuda itu agar sedikit menjauh. "Jika kau bilang impas, aku sudah memaafkanmu dan Gureum. Kau mungkin juga membenciku karena membuatmu sama sakit hatinya denganku. Jadi, kita akhiri hubungan ini."
"Kau mencintaiku, Jisoo." Serang Jungkook mampu membuat Jisoo terbungkam telak. "Kau masih mencintaiku. Aku bisa melihat itu dari kilat matamu."
Selangkah Jungkook maju, menjadikan dirinya sejajar dengan Kim Jisoo. "Kalau kita impas, bukankah kita bisa memulai kembali dari awal dengan saling memaafkan dosa-dosa kita?"
"Banyak rencana yang sudah kita susun di masa depan. Kau dulu pernah berkata jika ingin memiliki dua anak lucu bersamaku." Jungkook berbisik tepat di telinga Kim Jisoo. Lengannya diam-diam mengalung pada pinggul kecil itu. "Aku masih ingat ketika kau menginginkan sebuah rumah dengan halaman yang luas, agar anak kita bisa bermain dengan leluasa disana. Aku bahkan sudah merencanakan hal itu diam-diam sebagai kado untuk pernikahan kita."
"Hentikan, Jung! Kau sudah tidak mencintaiku."
"Apa aku terlihat berbeda ketika bersamamu? Berhenti menyimpulkan seolah kau paham perasaanku, Kim Jisoo." Kini wajahnya sendu, merasa tidak terima dengan perkataan Jisoo.
"Aku bahkan masih memakai cincin pertunangan kita." Jeon Jungkook mengangkat tinggi jemari yang masih tersemat cincin tunangannya bersama Jisoo. Cincin yang tidak pernah ia lepaskan bahkan disaat Jisoo pergi meninggalkannya.
Sekejap hati Jisoo terenyuh, matanya bergulir memandang Jungkook dan cincin itu bergantian.
"Kau bahkan mungkin sudah membuangnya." Kata Jungkook dengan nada serak.
"Baiklah. Aku tidak akan memaksamu. Jika kau tak ingin aku, tak apa. Tapi jangan pernah berharap cintaku padamu bisa berubah begitu saja."
Sesaat setelah berbicara, Jeon Jungkook berjalan menjauh tanpa pamit.
🌼
Jimin mengerutkan kening melihat rekan kerjanya hanya diam dengan pandangan kosong. Hampir sepuluh menit gadis itu mematung tak bergerak sedikitpun, padahal café cukup ramai siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Roommate [vsoo]
Fanfiction🔞 Jisoo tidak pernah menduga bahwa teman sekamarnya adalah pria yang baik hati.