Chapter 3

16.9K 792 9
                                    

AMEL


"Hi, Ma. Halo Tante Mida, lama gak temu", ucap Fabian sambil mengecup pipi Tante Mila dan menyalami Ibu.


Shit!

Suaranya... Berat, agak serak, sexy...

My God! Aku pasti udah gila, karena terpengaruh sama suaranya.


"Ya ampun Bian.. Tambah ganteng aja kamu. Dan tinggi banget. Dikasih makan apa kamu sama Mila di Amerika?", tanya Ibu. Dalam hati aku mengamini pertanyaan Ibu

"Hahaha bisa aja, Tante. Mungkin emang makanan bule cocok untuk aku", ucap Fabian bercanda

"Tapi emang semenjak pindah ke Amerika, Fabian berubah banget. Dulu kan dia paling males sama hal yang berhubungan sama olahraga, ehhh disana dia malah ikutan basket, football, rugby, sampe ngegym seminggu minimal 3 kali. Uang jajannya dipake beli protein shake dan macem-macem vitamin, makanya badannya jadi gini", kata Tante Mila sambil mengusap lengan Fabian

"Biar nggak dianggap anak kecil cupu, Ma", jawab Fabian sambil sedikit melirikku


Deg.

Apa barusan dia baru aja nyindir aku? Nggak mungkin kan?


"Amel", sapanya sambil mengulurkan tangan padaku

"Eh, hi Bian. Long time no see", cicitku sambil balas menjabat tangannya. Suara macam apa itu Amel?!?!

"Long time no see", ucap Bian sambil melepaskan tanganku


Bian mendekati Nabila dan mencium puncak kepala Nabila.


"Hey, sis", sapanya

"Dari mana bro?", tanya Nabila sambil menarik Fabian duduk di sampingnya, tepat di hadapanku

"Biasaaa", jawab Fabian

"Gila ya kamu. Belum lama balik ke Indo udah langsung dapet gebetan aja", kata Nabila sambil geleng-geleng kepala

"Siapa sih yang gak terpesona sama Bian? Iya kan, Nak?", tanya Ibu padaku


Semua orang menatap padaku. Termasuk mata tajam Fabian.


"E-eh? I-iya", jawabku singkat


Karena salah tingkah aku buru-buru mengambil sendok untuk memakan kue, tapi ternyata bukan hanya aku yang berpikiran seperti itu. Tanganku menyentuh tangan Fabian yang juga akan mengambil sendok. Seketika tanganku seperti tersetrum. Otomatis aku menjatuhkan sendok. Suara sendok yang jatuh menarik perhatian orang-orang.


"Sorry, gak sengaja", ucapku sambil tersenyum kikuk


Mataku nggak sengaja melihat ke arah Fabian yang juga sedang menatapku. Something is wrong with the way he looks at me, but I don't know what it is.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang