Chapter 18

12.5K 490 1
                                    

Ready for tonight? Muehehehehe...

😈😈😈😈😈

😈😈😈😈😈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AMEL


Bibirku dan Fabian saling melumat. Bibir Fabian menghisap bibir bawahku, aku balas menghisap bibir atasnya. Lidah Fabian masuk dan membelit lidahku sebelum menjelajah ke seluruh permukaan mulutku. Kurasakan bagian bawahku semakin berdenyut ketika tangan Fabian meremas payudara kiriku. Aku melenguh nikmat.

Dari bibirku Fabian mencium leherku. Nikmat sekali rasanya. Perlahan tangan Fabian masuk ke dalam bajuku, mengelus perutku dengan tangannya yang besar. Semakin lama, tangannya semakin naik dan meremas payudaraku yang masih tertutup bra. Fabian melepaskan ciumannya lalu kedua tangannya menarik baju dan braku sampai terlepas menyisakan bagian atasku yang nggak tertutup sehelai kainpun.

Nafasku memburu melihat Fabian yang sedang menatap payudara telanjangku dengan bergairah. Lalu Fabian menurunkan kepalanya. Setelah mukanya tepat di depan payudaraku, Fabian menarik nafas panjang sambil menutup matanya seakan menikmati aromanya. Nggak lama, mulut Fabian mulai bekerja lagi.

Mulutnya melahap habis payudara kiriku. Tangannya meremas payudaraku sampai menyembul sehingga memudahkannya melahap puncak payudaraku. Aku mendesah sambil menutup mataku merasakan dahsyatnya mulut Fabian di payudaraku. Mulutnya menghisap putingku nggak berhenti kayak bayi lagi minum susu. Sesekali lidahnya menjilat putingku dengan cepat sebelum kembali mengulumnya. Dari payudara kanan kiri ke yang kanan. Aku membusungkan dadaku sambil meremas rambut Fabian untuk menahan gairah.

Bibir Fabian kembali melahap bibirku. Tapi tangannya bergerak memasuki celana pendekku dan langsung menggosok daging kecil yang tersembunyi di lipatan bibir vaginaku. Seketika aku mendesah dengan kuat. Gilaaa.. Triple attack sih ini. Bibirnya melumat bibirku, tangan kirinya meremas payudaraku, dan tangan kanannya menggosok klitorisku.


"Ahh... Bi", rengekku ketika gosokan jarinya semakin cepat


Fabian menghentikan gosokannya. Seketika aku mengerang protes. Fabian terkekeh lalu tangannya yang terampil itu menarik celanaku sampai seluruh bagian badanku merinding terkena hembusan angin dari pendingin ruangan. Fabian juga membuka kaosnya sendiri dan melemparkannya ke pinggir kasur.

Lalu Fabian kembali mengecup bibirku, kecupannya turun ke leher, dada, kedua payudaraku, perut, pinggang, dan pinggulku. Perlahan tangannya mendorong kedua kakiku menjadi semakin terbuka. Hidungnya menempel di vaginaku, dan seketika bulu kudukku merinding merasakan hembusan nafasnya di bagian paling intimku.

Kurasakan lidahnya membelai klitorisku, dari pelan lama-lama semakin cepat. Oh my God!!! Sebelumnya nggak pernah sampe kayak gini. Biasanya cuman sampai tangannya yang menggosok klitorisku. Goshhh... Apa iniii??? Kenapa rasanya nikmat sekali? Ini pertama kalinya untukku ada yang menjilat vaginaku. Tubuhku bergetar dengan hebat ketika gelombang kenikmatan yang tadi tertunda menghampiriku. Aku meremas rambut Fabian dengan kencang sedangkan Fabian menghisap vaginaku dengan kuat. Aku masih terpejam dan nafasku masih memburu ketika kurasakan Fabian sudah berbaring disisiku.

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang