Chapter 38

10.9K 444 25
                                    

Maafinnn baru up jam segini. Baru nyampe rumah dan lupa bawa iPad hehehe..

Btw, di KaryaKarsa yang Extra Chapter 1 itu ada sisipan antara Chapter 38 sama Chapter 39 lohhh, just so you know ajaa wkwkwk ;D

Btw, di KaryaKarsa yang Extra Chapter 1 itu ada sisipan antara Chapter 38 sama Chapter 39 lohhh, just so you know ajaa wkwkwk ;D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMEL


Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan air mata. Aku gak boleh nangis. Fabian udah bahagia. Itu yang terpenting. Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri kalau hatiku bakalan baik-baik aja seiring berjalannya waktu.


"Udah dateng walaupun nggak diundang, terus sekarang mau pergi tanpa pamit?"


Suara yang ku kenal menghentikan langkahku. Aku tau itu Fabian. Badanku bergetar. Aku nggak berani untuk ngebalikin badan. Karena aku tau pertahananku bakalan runtuh kalau aku liat Fabian. Air mataku pasti bakalan jatuh terus.


"Sorry", ucapku tanpa membalikkan badan. Aku berusaha tegar lalu kembali berjalan.


Tapi lagi-lagi langkahku terhenti ketika tanganku ditahan dari belakang. Aku tetep nggak mau ngebalikin badan.

Fabian bergerak dan berdiri di depanku. Matanya menatapku tajam. Aku berusaha nggak natap Fabian balik, jadi aku menunduk dan melihat lantai rumah.


"Ngapain dateng kesini?", tanya Fabian

"Sorry", ucapku lagi

"Aku nggak nyuruh kamu minta maaf. Aku tanya ngapain kamu dateng kesini?", Fabian berkata lagi

"Aku.. Aku..", nggak ada kata yang bisa keluar dari mulutku


Tanpa bisa aku tahan, air mata yang malah keluar dari mata. Aku menghapus air mata itu dengan cepat, aku gak mau Fabian liat aku nangis.


"Kemarin kamu kemana?", tanya Fabian dengan suara yang lebih lembut

"Sorry", malah maaf lagi yang keluar dari mulutku

"Kamu gak ada kata-kata lain? Bukan itu jawaban dari pertanyaanku", Fabian terdengar kesal


Dia melepaskan tanganku. Seketika rasanya hatiku hampa.


"Aku gak tau keadaan kamu selama 10 hari kemarin, Mel. Aku tanya semua orang tapi gak ada yang tau kamu dimana. Bahkan Kak Nabila aja gak tau kamu ada dimana. Aku pergi ke rumah kamu juga kamu gak ada. Mau kamu apa sih, Mel? Bisa gak sih gak bikin aku khawatir? Aku udah mikir macem-macem tau gak!", ucap Fabian dengan suara keras

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang