AMEL
Fabian bilang dia belum makan dan pengen dimasakin makanan sama aku. Walaupun sebenernya aku mager, tapi lagi-lagi aku kalah sama tatapan memelasnya. Jadi aku menuju dapur dan memasak nasi lalu membuka kulkas untuk melihat bahan makanan apa aja yang tersedia.
Ternyata aku masih punya ayam goreng yang udah diungkep bikinan Ibu dan tinggal goreng, ada tahu juga, dan ternyata aku masih punya sawi putih, jadi aku bakalan bikin tumis sawi putih aja untuk sayurannya.
Setelah masukin ayam dan tahu ke minyak panas, aku mulai menumis bawang putih. Seketika dapurku wangi banget. Aku selalu suka wangi bawang putih yang di tumis. 10 menit kemudian tumis sawi putih sudah jadi dan segera aku pindahkan ke mangkuk. Ayam goreng dan tahu pun udah mateng. Duh aku jadi ikutan lapar deh.
Tepat ketika aku lagi ngecek nasi udah mateng atau belum, ku rasakan ada mata yang menatapku dari belakang. Ku balikkan badanku dan melihat Fabian yang duduk di stool melihatku sambil menopang dagunya dengan kedua tangan sambil tersenyum.
"Kenapa sih senyam senyum gitu?", tanyaku sambil tersenyum salah tingkah
"Pemandangannya indah", jawab Fabian. Matanya nggak lepas dari aku sambil tersenyum menggoda
Aku nggak menanggapi ucapannya dan membalikkan badanku lagi menghadap rice cooker karena salah tingkah mendengar ucapan Fabian.
"Wangi banget", ucapnya
"Iya, jadi laper ya", kataku sambil membuka rice cooker. Ternyata nasinya udah mateng.
"Mhmm", gumam Fabian
"Ada yang perlu di bantuin gak?", tanya Fabian
"Tolong bawain makanannya ke meja makan ya", kataku sambil menunjuk makanan yang ada di counter top hadapan Fabian
Fabian mengangguk. Aku menuju lemari dan mengambil 2 piring lalu mengisinya dengan nasi untukku dan Fabian. Sengaja aku mengambil nasi lebih banyak untuk Fabian karena selama ini ku perhatikan, dia makannya banyak juga. Aku menyimpan piring di counter top lalu mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Ternyata Fabian sudah membawa piring ke meja makan juga, jadi setelah mengisi air aku segera menuju ke meja makan.
Ku letakan segelas air di hadapan Fabian yang disambut ucapan terima kasih.
"Yuk, makan", ajakku
"Makasih, Mel", ucap Fabian sambil tersenyum
"Anytime, Bi. Kamu ayamnya mau satu atau dua? Tahunya gak usah ya", tanyaku sambil menyimpan ayam dipiringnya
"Satu aja dulu, nanti kalau kurang aku ambil lagi. Aku makan tahu gak apa-apa kok, Mel", ucap Fabian
"Nggak usah deh, aku takut alergi kamu kambuh. Tahu kan dari kacang kedelai". Aku segera menjauhkan piring tahu dari dekat Fabian
"Aku udah pernah makan tahu dan aku gak kenapa-kenapa"
"Nggak usah. Kamu makan sayur aja ya"
Fabian mengerang. Dia memang agak rewel kalau udah disuruh makan sayur.
"Ini enak, Bian"
"Tapi itu sayur"
"Iya sayur. Tapi enak. Masakan aku loh", rayuku
"Ya udah deh", ucap Fabian terpaksa sambil menyodorkan piringnya padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
But I Still Want You (END)
RomanceSetelah sekian lama akhirnya aku bertemu lagi dengannya. He has changed. Where did the skinny, short, sloppy man go? This man in front of me can make all women want to fight over him. And the way he looks at me... Geez... I could melt any moment. O...