Chapter 34

8.3K 395 10
                                    

AMEL


Seminggu lagi udah terlewatkan. Kakiku udah sembuh walaupun tanganku masih dipasang perban karena lukanya belum bener-bener kering. Aku sama Nabila lagi jalan-jalan ke PVJ malam ini. Kami baru aja keluar dari studio setelah nonton bioskop.

Sebenernya harusnya Nabila sama Kak Oji yang nonton, tapi kemarin Kak Oji di suruh pulang ke Jakarta sama orang tuanya karena neneknya sakit. Jadi tiket film yang udah terlanjur dibeli Kak Oji dikasiin ke aku. Nabila menarik tanganku untuk membeli roti di toko roti yang ada di sebelah bioskop.

Karena aku nggak lagi kepengen roti, jadi aku nunggu Nabila sambil bersandar di luar toko roti itu. Sambil nunggu Nabila, aku ngeluarin ponsel dari tas terus strolling Instagram dan liat Instagram story following ku. Story itu sampai ke strorynya Sandra yang baru di post sekitar 10 menit lalu. Story itu nunjukin Sandra yang memegang dua tiket dengan latar belakang blur seorang laki-laki. Tapi aku tau siapa laki-laki itu walaupun blur. Itu Fabian. Kayaknya mereka lagi pendekatan deh, karena mereka sama-sama terus.

Looks like Fabian is already moving on from me. Sedangkan aku masih stuck sama dia. Shit. Hatiku berdenyut.

Baru aja aku pindah ke story orang lain, aku buru-buru membuka kembali story Sandra. Aku mendekatkan diriku pada ponsel. Sandra sama Fabian nonton di bioskop ini juga!! Dang it!

Secara refleks aku mengedarkan pandanganku ke sekitar. Dannnnnn.... They are really here!! Tangan Sandra melingkar di lengan Fabian. Aku bisa melihat dengan jelas Fabian dan Sandra yang saling tertawa sambil mata keduanya melihat ponsel Sandra.

Aku nggak sadar kalau Nabila udah selesai dan sekarang berdiri di sebelahku. Nabila mengikuti arah pandanganku lalu dia berdiri di hadapanku. Menghalangi mataku dari Fabian dan Sandra yang sedang tertawa di ujung sana.


"Woy! Lagi liatin apa sih lo?", tanya Nabila di depan mukaku

"E-eh.. Lo udah selesai?", tanyaku sambil tertawa canggung

"Gue panggil dari tadi lo nggak denger. Liat apa sih?"

"Ng-nggak kok. Udah yuk, gue laper", aku segera menarik tangan Nabila untuk pergi dari situ


Kami menuruni eskalator. Nabila masih menatapku penuh curiga.


"Mau makan apa?", tanyaku berusaha mengalihkan fokus Nabila

"Hmm.. Makan Korea yuk", ajak Nabila

"Ayo", ucapku sambil menarik tangan Nabila menuju restoran Korea yang ada di bagian depan mall


Setelah mendapat tempat duduk, aku dan Nabila segera memesan makanan. Sambil menunggu makanan datang, Nabila sibuk membahas film yang tadi kami tonton sedangkan aku hanya diam mendengarkan sambil pikiranku melayang pada Fabian.


"Lo dengerin gue gak sihhhh?", tanya Nabila sambil cemberut

"Iya dengerinnn", ucapku

"Coba gue ngomong apa tadi?"

"Ngomongin film tadikannn", ucapku sambil tersenyum kaku


Nabila menatapku sambil memicingkan mata. Tapi setelah itu dia lanjut ngebahas film lagi. Makanan datang. Nabila memilih untuk membakar sendiri daging yang ada di hadapan kami. Karena sibuk membakar daging, Nabila jadi fokus sama daging dan nggak banyak ngomong lagi.

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang