Chapter 27

8.8K 391 5
                                    

AMEL


Suasana di dalam venue rame banget. Aku sampai susah jalan karena orang yang banyak sampai berdesak-desakan. Fabian berjalan di paling depan sambil menggenggam tanganku erat, dia membuka jalan untuk kami supaya kami bisa nonton agak di depan. Sedangkan Kak Saga berjalan di belakang sambil memegang bahuku.


"Disini aja?", tanya Fabian setengah berteriak sambil menoleh kepadaku

"Oke", balasku berteriak


Fabian mengangguk lalu menarik tanganku sampai aku berdiri di hadapannya. Dia berdiri di belakangku dan tangannya memeluk pinggangku. Kak Saga sendiri sekarang udah berdiri di samping Fabian.

Sekitar 2 jam kami menikmati festival musik itu. Sampai akhirnya band terakhir sudah menyelesaikan lagu terakhirnya. Aku, Fabian, dan Kak Saga juga semua penonton beriringan jalan menuju keluar vanue. Lagi-lagi Fabian berjalan di depan sambil memegang tanganku sedangkan kali ini Kak Saga berjalan di sampingku. Aku bisa merasakan tangannya di punggungku, nggak kena sih, tapi aku tetep bisa ngerasain, dia jagain aku supaya aku nggak ke dorong dari belakang. Aku tersenyum pada Kak Saga ketika mata kami nggak sengaja ketemu.

Di luar vanue temen-temen Fabian udah nungguin kami karena tadi di tengah-tengan kami nonton band, Fabian sempet bilang kalau dia terima pesan dari Septi kalau mereka bakalan nungguin kita di depan pintu keluar.

Burhan yang pertama ngeliat aku, Fabian, dan Kak Saga langsung melambaikan tangannya pada kami. Fabian mengangguk singkat lalu kami segera menghampiri mereka.


"Loh ada Kak Saga juga", sapa Septi sambil melakukan bro hug pada Kak Saga

"Iya, tadi gak sengaja ketemu. Jadi join sama mereka", ucap Kak Saga

"Gimana? Seru gak?", tanya Burhan pada kami semua

"Seru sih gileee.. Deryll sih ampun dah gue.. Ganteng banget", kata Sandra sambil menghentak-hentakkan kakinya

"Sandra lo berisik banget sumpah tadi. Sampe malu gue", Dio menoyor kepala Sandra pelan sambil geleng-geleng

"Soalnya baru lagi gue liat ada cowok yang gantengnya bisa menyaingi Fabian hahaha", ucap Sandra sambil tertawa


Yang lainnya ikut tertawa. Fabian sendiri hanya mendengus sambil terkekeh kecil. Tapi aku nggak bisa ikutan ketawa. Lagi-lagi aku ngerasa ada yang beda sama Sandra. Aku hampir yakin kalau dia suka sama Fabian.

Kak Saga menyenggol tanganku lalu menatapku sambil mengangkat alisnya seakan bertanya aku kenapa. Aku hanya menggeleng sambil tersenyum kecil. Kak Saga mengangguk padaku. Tanpa aku sadari, ternyata Fabian tadi merhatiin aku dan Kak Saga.

Setelah foto-foto, temen-temen Fabian ngajakin untuk makan malam dulu. Tapi aku menolak karena rasanya aku cape banget. Fabian juga akhirnya memilih pulang sama aku. Kak Saga nawarin untuk pulang bareng karena dia bawa mobil, tapi tawaran Kak Saga langsung di tolak sama Fabian.


"Thanks. Tapi kita naik ojol aja", ucap Fabian tanpa senyum

"Oh? Oke kalau gitu", Kak Saga melirikku sambil mengangguk


Aku cuman nyengir canggung, gak enak sama Kak Saga yang udah baik banget.

Udah hampir 30 menit kami nggak dapet ojek online terus, mungkin karena yang pesen banyak tapi kurang armadanya. Akhirnya Fabian ngajakin aku jalan kaki aja. Emang sih, jarak dari Sabuga ke apartemenku kalau jalan kaki kurang lebih cuman 20 menit, tapi jalannya cukup nanjak, jadi kalau jalan santai mungkin sekitar 30 sampe 40 menitan.

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang