Chapter 1

21.6K 702 0
                                    

AMEL


Nggak kerasa aku udah mau masuk semester akhir di masa perkuliahanku. Libur semester tinggal sisa 1 minggu lagi. Duh.. Males banget rasanya harus balik lagi ngampus dan nugas. Sebagai mahasiswa Teknik Industri, praktikum dan tugas yang bertumpuk udah menjadi keseharianku. Walaupun kata senior-senior sih masuk tahun terakhir ini tugas gak akan sebanyak di tahun ketiga kemarin. Dulu ku kira masuk Teknik Industri bakalan fun, taunyaaaaa... Tapi memang semua jurusan punya tantangannya masing-masing sih. Kayak Nabila yang ngambil Seni Rupa juga kayaknya nggak gampang loh tugas-tugasnya.

Keluarga Nabila akhirnya udah kembali pulang ke Bandung dua bulan yang lalu, tapi aku belum sempet ketemu karena selama satu bulan pertama libur semester aku pergi ke Inggris untuk berlibur dan mengunjungi Bang Raffa. Setelah itu aku, Ibu, Ayah, dan Bang Raffa juga sempat berkeliling di negara-negara Eropa lainnya.

Hanya dua minggu setelah sampai di Indonesia, ayah harus pergi ke Korea untuk urusan pekerjaan. Sebagai pecinta drama Korea dan hal-hal yang berbau Korea, tentu saja aku gak mau melepaskan kesempatan ini. Aku merayu Ayah supaya di bolehin ikut ke Korea. Setelah diskusi, Ayah dan Ibu memutuskan aku dan Ibu akan ikut Ayah ke Korea sekalian berlibur selama 2 minggu. Baru minggu lalu kami pulang ke Bandung.

Karena keluarganya udah pulang ke Indonesia, Nabila akan kembali tinggal di rumahnya. Jadi, di semester terakhir ini aku memutuskan untuk pindah lagi ke rumah Ibu dan Ayah, tapi aku gak akan membawa semua barangku karena mungkin nanti aku sesekali akan nginep di apartemen atau pas nunggu jam kuliah di apartemen. Ngapain juga tinggal di apartemen sendirian terus-terusan kan.

Oya, pas ulang tahunku yang ke 20, Ibu dan Ayah membeli apartemen di gedung yang sama dengan Nabila dan ngasih apartemen itu ke aku. Bahkan apartemennya ada di lantai yang sama, cuman kalau dari lift apartemenku ada di ujung sebelah kanan dan sedangkan Nabila di ujung sebelah kiri.

Siang ini aku lagi tiduran di kasur sambil buka Instagram. Serius, gak tau kenapa hari ini aku mager banget. Tadi pagi aku bahkan bangun jam 10. Untung Ibu sama Ayah gak marah soalnya mereka ngerti ini minggu terakhir aku santai sebelum mulai kuliah.


BRAKKK...


Pintu kamarku dibuka dengan asal. Otomatis aku membalikkan badan untuk melihat siapa yang udah berani-beraninya ganggu aku dengan membuka pintu sekeras itu.


"Spadaaaaaaa", teriak Nabila

"Eh, monyet! Bisa gak sih santai aja buka pintunya? Kaget gue!", dengusku pada Nabila

"Huehehehe... Habis kata Tante Mida lo dari kemarin tiduran mulu kerjaannya. Biar lo semangat gituuu", ucap Nabila sambil melompat ke kasurku

"Ngapain lo kesini? Ganggu aja", ucapku 

"Ah lo mah, pegang hape tapi whatsapp gue gak dibaca", kata Nabila sambil menunjuk ponsel yang ada di genggamanku

"Hah? Emang lo ngirim whatsapp? Ada apa?", tanyaku sambil membuka aplikasi whatsapp. Oh iya ternyata ada beberapa pesan yang belum aku buka, termasuk pesan dari Nabila

"Nyokap ngajakin keluarga lo makan malem di rumah malem ini. Tante Mida udah tau kok. Om Arif juga nanti nyusul langsung ke rumah gue"

"Males ah", kataku bercanda

"Heh! Nyokap gue udah kangen banget sama lo. Bahkan waktu baru landing aja langsung nanya kok lo nggak ikut jemput padahal gue yang anak kandungnya sendiri udah susah payah jemput ke Jakarta. Sampe bingung gue, jangan-jangan selama ini yang anaknya nyokap gue itu lo bukan gue", sungut Nabila

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang