Chapter 39

10.9K 397 4
                                    

Dua chapter terakhirrrrr :)))))

Dua chapter terakhirrrrr :)))))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMEL


Aku nggak tau udah berapa lama aku tidur, tapi ini tidur ternyaman aku selama lebih dari dua minggu ini. Rasanya nggak ada yang menghambat di dadaku. Dengan mata yang masih tertutup, aku menarik nafas panjang. Hmm.. Wangi.. Wait.. Ini wangi Fabian.

Aku langsung membuka mata dan menemukan Fabian berbaring sangat dekat menatapku dengan sebelah tangan yang menopang kepala. Wajahnya teduh dan bibirnya menyunggingkan senyum yang kusukai.


"Good morning. Eh.. Afternoon", sapa Fabian sambil mengusap pipiku. Apa katanya?! Afternoon??

"Hah?! JAM BERAPA INI?!", pekikku

"Jam 12 lebih dikit", ucap Fabian sambil matanya menatap jam dinding yang ada di dinding kamarnya


Aku membelalakkan mata. Ya Tuhan, aku tidur berapa lama?! Aku menghitung dalam hati. Kalau aku sampe di rumah Fabian jam 9 malam dan sampe akhirnya aku berbaring di kasur ini aku buletin aja kira-kira 1 setengah jam, mungkin aku tidur sekitar jam 11 kurang. BERARTI AKU UDAH TIDUR LEBIH DARI 12 JAM?!?!


"Aku.. Aku tidur lebih dari 12 jam", ucapku dengan mata melotot. Fabian tertawa melihatku.

"Cape banget kayaknya", kata Fabian sambil memperlihatkan giginya yang rapi

"Aku belum tidur nyenyak semenjak kita putus waktu itu"

"Kamu sih.. Pake sok-sokan mau putus segala", kekeh Fabian


Aku memperhatikan Fabian. Wajahnya segar dan cerah. Ganteng banget, ya Tuhan.. Fabian sedikit merubah posisinya, dan wangi tubuh dan parfumnya segera menghampiri hidungku. Shit! Fabian udah mandi dan super wangi gini sedangkan aku baru bangun tidur, belum mandi semenjak aku dari London.

Triple shit!!

Dengan kecepatan kilat, aku bangun dari kasur dan berlari ke kamar mandi Fabian. Aku langsung menatap diriku di cermin besar yang ada di depan wastafel.

Rasanya mataku mau copot. Who the hell is that?! Pantulan di kaca ngeliatin perempuan dengan rambut acak-acakan, mata beler, dan muka kusut. Is that me?! BENTUKAN AKU KAYAK GITU DI DEPAN FABIAN TADI?!?!?!?! Aku memekik. Pengen nangis aja huhuhu..


Tok. Tok. Tok.


"Babe? Is everything okay? Kenapa kamu teriak?", suara Fabian terdengar panik dari luar kamar mandi

"G-gak apa-apa", jawabku terbata

"Beneran? Aku masuk ya"

"JANGAN!", teriakku

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang