Chapter 29

8.2K 398 10
                                    

AMEL


Dari setengah jam yang lalu sebenernya aku udah sampe di rumah. Tapi hatiku nggak tenang gara-gara denger suara Fabian tadi. Aku beneran gak mau dia salah paham. Kayaknya aku mending samperin Fabian aja deh ke rumahnya. Mumpung Nabila juga lagi gak ada di rumah. Biasanya Nabila kalau udah pergi sama Kak Oji suka pulang malam.

Karena mobilku ada di apartemen, aku pesen ojek online untuk pergi ke rumah Fabian. Nggak sampe 10 menit, ojek online pesananku udah sampai di depan rumah. Aku langsung naik motor itu dan menuju ke rumah Fabian.

Pak Bejo yang melihat aku turun dari motor langsung membukakan pintu. Tapi dengan muka heran dia nanya kok aku berkunjung sedangkan Nabila lagi gak ada di rumah. Aku cuman tersenyum pada Pak Bejo lalu masuk ke dalam rumah. Asisten rumah tangga yang udah kenal sama aku juga langsung mempersilahkan aku untuk masuk.

Rumah Fabian kelihatan sepi sore ini. Aku langsung menuju ke kamar Fabian. Sesampainya di depan pintu, aku mengetuk pintu itu dan masuk setelah terdengar suara Fabian dari dalam.

Ku lihat Fabian sedang rebahan di kasur dengan ponsel di tangannya, dia keliatannya lagi main game. Aku bersandar di kusen pintu sambil melipat tangan.


"Katanya mau belajar. Kok malah main game?", tanyaku sambil tersenyum


Fabian terkejut mendengar suaraku, matanya terbelalak dan langsung bangun dari kasur sambil melempar ponselnya ke kasur lalu dengan cepat memelukku.


"Kok gak bilang mau kesini?", tanya Fabian setelah melepas pelukan kami

"Aku cuman nggak tenang aja. Takut kamu mikir macem-macem karena tadi aku pergi sama Kak Saga", ucapku sambil mengelus pipinya


Fabian kelihatan salah tingkah. Tepat sasaran, aku terkekeh. Lalu Fabian menarikku untuk duduk di kasur. Tangannya menggenggam tanganku.


"Jujur aku emang kepikiran sih.. Makanya aku main game. Soalnya belajar juga materinya gak masuk", ucap Fabian dengan bibir sedikit manyun

"Ah itu mah alesan aja kamu males belajar kan", aku memicingkan mata menatap Fabian curiga

"Benerannn.. Aku mau whatsapp atau telpon kamu tapi takut kamu keganggu"

"Ya ampunnn.. Kamu nih ada-ada aja deh", ucapku


Aku memeluk Fabian dan Fabian membalas pelukanku erat. Tanpa aku sadari ada orang yang berjalan ke kamar Fabian.


"Bi, katanya ada Ame..."


Mendengar itu dengan cepat aku melepaskan pelukanku pada Fabian. Dengan muka horor aku melihat ke arah pintu dan mendapati Tante Mila berdiri di sana dengan mulut menganga.


"T-tante..", ucapku terbata


Tante Mila mengerjapkan matanya dengan cepat.


"Kalian berdua. Ruang keluarga. Sekarang", ucap Tante Mila lalu langsung keluar dari kamar Fabian


Aku menatap Fabian dengan wajah takut. Fabian tersenyum sambil berusaha menenangkan aku. 


But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang