Chapter 26

9.8K 382 3
                                    

AMEL


Aku baru aja nyimpen ponselku yang udah panas di meja. Gimana gak panas, Nabila nelpon aku selama dua jam! Dua jam!! Dia nggak berhenti cerita gimana pas tadi Kak Oji akhirnya nembak Nabila. Nabila juga bilang dia makasih sama aku karena aku udah bikin Kak Oji akhirnya mau nembak Nabila dan Nabila janji bakalan traktir aku makan all you can eat Gyuka-ku. Yes!!

Aku merebahkan tubuhku di kasur lalu masuk ke dalam pelukan Fabian yang lagi baca jurnal di iPadnya.


"Udah nelponnya?", tanya Fabian setelah mengecup puncak kepalaku

"Udah. Sampe panas nih kuping sama hapeku", ucapku sambil mengusap-usap dada Fabian

"Cerita apa aja Kak Nabila?"

"Dia akhirnya ditembak Kak Oji tadi dan mereka sekarang udah jadian. Terus nanti malem mereka mau dateng ke Sabuga juga. Kita harus gimana dong, Bi?", tanyaku sambil mendongakkan kepalaku


Fabian menyimpan iPad di meja sebelah kasur lalu menatap wajahku.


"Ya udah gak apa-apa. Lagian Sabuga itu besar, Mel", ucapnya

"Iya sih.. Tapi ada chance kita ketemu", ucapku khawatir

"Iya. Tapi kan nanti ada temen-temen aku juga"


Aku menggumam khawatir. Tiba-tiba Fabian udah berada di atas badanku.

Dari caranya menyeringai, aku udah tau kalau dia bakalan bikin rambut yang udah aku catok tadi berantakan.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku mencatok ulang rambutku karena setelah 'olahraga' di kasur tadi, rambutku jadi berantakan lagi. Setelah itu aku pakai make up tipis. Fabian sendiri lagi mandi di kamar mandi tamu.

Aku mengganti pakaian rumahku dengan hot pants robek-robek biru muda dengan kaos tangan pendek gombrong bergambar lidah rolling stones yang ujung kaosnya aku masukkan ke dalam celana, untuk sepatunya aku udah siapin sepatu converse semata kaki berwarna hitam. Setelah ngaca sekali lagi, aku memasukkan dompet kartu, tissue, jepit rambut, dan parfume kecil ke dalam tas selempangku.

Ketika aku buka pintu, Fabian udah siap di sofa sambil mainin ponselnya. Aku mendekat ke arah Fabian dan Fabian ngeliat aku dari atas sampe bawah. Keningnya berkerut.


"Kamu dandannya kecantikan. Terus itu celananya ganti pake celana panjang aja deh. Rambut kamu juga jangan..."

"Fabian", aku memotong Fabian yang belum selesai ngomong

"Tapi kamu terlalu cantik, Mel. Aku gak mau nanti disana kamu diliatin cowok-cowok", ucap Fabian sambil cemberut

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang