Chapter 5

15.8K 718 7
                                    

AMEL


Rapat akhirnya selesai. Lebih lama 20 menit dari waktu seharusnya. Ternyata lumayan banyak yang harus kami diskusikan untuk ospek minggu depan. Bahkan aku sampai lupa cek ponsel. Ada beberapa notifikasi, di antaranya ada 2 missed call dan pesan whatsapp dari nomor gak di kenal.


+62xxxxxxx

Gue udah di parkiran


Hanya sebaris itu pesannya. Siapa sih ini? Apa salah kirim? Aku mengabaikan pesan itu dan berjalan ke parkiran mobil bersama dengan Kak Saga. Setelah sampai di parkiran mobil, aku menepuk kening karena baru ingat kalau mobilku dipinjam oleh Nabila.


"Kenapa, Mel?", tanya Kak Saga melihat aku menepuk kening

"Lupa. Mobil gue kan tadi dipinjem sama Nabila", ucapku

"Ya ampun kok bisa sampe lupa sih. Ya udah yuk bareng gue aja", ucapnya sambil menarik tanganku menuju ke mobilnya

"Eh gak...", belum sempat aku menolak ajakan Kak Saga, ada yang memanggil namaku

"Amel!", panggil orang itu


Aku melihat ke sekitar. Ternyata yang memanggilku adalah sosok laki-laki yang berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Tunggu, aku kenal motor itu. Aku yakin gak banyak yang punya motor kayak gitu di Bandung ini. Itu motor yang aku liat di rumah Nabila. Apa itu Fabian? Dia bersandar di motor Ducatinya dengan tubuh dibalut jaket kulit hitam dan ransel di punggungnya. Kepalanya di tutupi oleh helm full face hitam.


"Gue udah di jemput, Kak. Duluan ya", ucapku sambil melepaskan tangan Kak Saga


Aku langsung berjalan dengan cepat ke arah Fabian. Fabian membuka kaca helmnya ketika aku sudah dihadapannya.


"Kok lo gak ngabarin sih kalau udah nyampe? Sorry ya lama, tadi ngaret rapatnya", tanyaku pada Fabian yang mengulurkan helm padaku

"Gue udah kirim whatsapp tapi cuma lo baca aja gak di bales"

"Hah?", tanyaku sambil berusaha memakai helm

"Ck, pake helm aja ribet banget sih", kata Fabian sambil membantuku memasang helm


Aku dapat melihat jelas kedua mata Fabian yang hanya berjarak 5 cm dari mukaku. Duh kok aku deg-degan sih??


"Ya kan gue jarang pake motor, Bi. Kalaupun pake motor ojol, helmnya gak kayak gini", ucapku salah tingkah

"Tadi gue udah nelpon tapi gak lo angkat, di whatsapp juga gak lo bales", ulang Fabian

"Masa sih?"

"Cek aja hape lo"


Seketika aku ingat whatsapp dan missed call dari nomor yang gak dikenal tadi.


"Ah... Ternyata itu nomor lo. Maaf ya, tadi rapatnya ngaret dan gue gak kenal nomor lo jadi gak gue respon. Lagian gue lupa kalau mobil gue dipinjem Nabila dan lo yang bakalan jemput gue"

"Ya udah cepetan deh naik", ucap Fabian


Fabian memindahkan ranselnya di depan supaya aku nggak kesulitan untuk duduk di motor besarnya.

But I Still Want You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang